Kisah Inspirasi dari Bitung dan PNS yang Selalu Tenteng Tumbler

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Inspirasi dari Bitung dan PNS yang Selalu Tenteng Tumbler

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Rabu, 20 Feb 2019 14:35 WIB
Ilustrasi botol minum (Dok. BKR)
Bitung - Jalan-jalan ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, traveler akan melihat para PNS menenteng botol atau tumbler kemana-mana. Ada kisah inspiratif di baliknya.

Kota Bitung di Sulawesi Utara utara bisa jadi contoh yang bagus dalam hal kebersihan, maupun program cinta lingkungan lainnya. Salah satu contoh nyata yang detikTravel lihat adalah pemandangan para PNS di kota ini yang selalu membawa botol minuman sendiri kemana-mana. Ternyata kebijakan ini merupakan langkah Pemkot Bitung untuk mengurangi sampah plastik.

"Kami punya program 5 Bersih. Bersih Darat, Bersih Laut, Bersih Udara, Bersih Bawah Tanah, dan terakhir Bersih Aparatur. Kami imbau para pejabat untuk bawa tumbler sendiri, supaya tidak beli plastik lagi. Kalau rapat-rapat dinas, kami hanya sediakan galon air dan kue-kue. Siapa yang tidak bawa tumbler ya tidak kita kasih minum, cuma makan kue saja," ungkap Max J Lomban, Walikota Bitung saat berbincang di Rumah Dinasnya, Selasa (19/2/2019) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walikota Bitung ingin agar para pejabat di lingkungannya memberikan contoh kepada masyarakat. Untuk acara-acara masyarakat, mereka juga diimbau untuk menyajikan minuman memakai gelas. Apabila ada acara masyarakat yang mengundang pejabat, tetapi di acara itu masih disajikan minuman kemasan plastik, pejabat boleh menolak hadir di acara tersebut.

Kota Bitung pun punya rekor sendiri dalam hal kebersihan. 12 Kali berturut-turut Kota Bitung menyabet penghargaan Adipura. Pantas saja jika di sepanjang jalan, detikTravel melihat nyaris tidak ada sampah. Warga sepertinya sudah mulai sadar akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

Terkait kebersihan laut, Pemkot Bitung juga punya kebijakan Manifes Sampah. Kapal-kapal yang hendak melaut diwajibkan mengisi manifes ini untuk kemudian dicocokkan lagi sewaktu mereka pulang. Apa-apa yang mereka bawa, harus sesuai dengan sampah yang mereka bawa saat pulang.

"Setiap kapal harus punya manifes sampah. Bawa dos Indomie berapa, bawa air berapa. Pergi bawa 2, pulang bawa 2 juga. Jangan bangga pulang tidak bawa sampah, kalau dibuang ke laut. Sekali 2 kali, kita beri peringatan. 3 Kali kita tidak izinkan melaut. 4 Kali kita cabut izinnya," tegas Max.

Saat para nelayan ini pulang, sampah yang mereka bawa balik akan dibayar oleh pihak Pemkot, sehingga selain laut bersih mereka juga ada penghasilan tambahan.

Terkait Bersih Bawah Tanah, sistem sanitasi di rumah-rumah warga juga terus dibenahi. Sosialisasi pentingnya pengolahan limbah rumah tangga dan pemisahan sampah organik-non organik juga terus dilakukan kepada warga, mengingat banyak pendatang di Kota Bitung.

Tetakhir, Bersih Aparatur menandakan pegawai maupun pejabat di lingkungan Kota Bitung tidak boleh menerima suap atau pun korupsi.

"Kelima, bersih aparatur. Artinya jangan ada main-main dengan program pemerintah. Semua anggaran dalam bentuk non tunai, kamu buka rekening, kita kasih anggaran, dan laporannya harus sesuai," pungkas Max. Sungguh sebuah kisah inspirasi yang mesti ditiru daerah lain! (wsw/fay)

Hide Ads