"Kami cuma sebutkan Timur Tengah saja," kata Kadis Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Yuniartha lewat pesan singkat, Rabu (27/2/2019).
Dari data kedatangan penumpang di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat peningkatan kedatangan wisatawan mancanegara di Januari 2019 ini. Dari data tersebut kunjungan turis asal China masih mendominasi dengan jumlah 115.877 orang, lalu disusul Australia, dan India. Turis Timur Tengah atau negara mayoritas Islam, ternyata tidak dominan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian setelah itu ada India (5,75 persen), Inggris (4,51 persen), Jepang (4,29 persen), AS (3,84 persen), Prancis (3,37 persen), Jerman (3,15 persen), Malaysia (3,06 persen), dan Korea Selatan (2,33 persen). Kalaupun disebut turis Muslim, kemungkinan mereka dari Malaysia atau sebagian turis India.
Dari jumlah tersebut turis India mengalami peningkatan 5,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah kunjungan 353.894 wisatawan. Sementara itu, kunjungan turis asal Malaysia tercatat berada di peringkat kedelapan. Dari catatan BPS itu, kunjungan turis asal Malaysia sebanyak 194.760 orang.
Dari data tersebut Bandara Ngurah Rai dan BPS, turis dari negara Islam ternyata belum dominan di Bali. Sedangkan untuk rata-rata para turis asing bermalam 3-4 hari di Kabupaten Badung maupun Kota Denpasar. Para turis mancanegara ini rata-rata menginap di hotel bintang empat.
Sebelumnya, usul mengembangkan wisata halal itu disampaikan Sandiaga saat kampanye di Bali. Cawapres nomor urut 02 itu menuturkan ceruk pasar wisata halal sangat menggiurkan.
"Prabowo-Sandi fokus untuk memberdayakan UMKM, meningkatkan kewirausahaan dan di Bali sendiri pariwisata kita harapkan pariwisata akan lebih baik dan multiplayer-nya banyak sekali kepada UMKM. Salah satunya juga pariwisata halal, banyak potensinya, dan sekarang banyak diambil oleh Bangkok, Thailand," kata Sandiaga di Hotel Alkyfa, Jl Pura Demak, Pemecutan Klod, Denpasar, Bali, Minggu (24/2).
"Kita ingin Bali, Indonesia secara umum juga ngambil potensi pariwisata halal yang konon kabarnya di atas Rp 3.000 triliun potensinya. Ini sangat luar biasa potensinya kalau bisa kita ambil untuk gerakan ekonomi di Bali," sambung pasangan Prabowo Subianto itu. (ams/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum