Ada ratusan suku bangsa di Indonesia. Salah satunya adalah Suku Sangir. Mereka berasal dari Kepulauan Sangihe, di sebelah barat laut Pulau Sulawesi. Menurut literatur, Suku Sangir sudah tinggal di kepulauan itu sejak abad ke-3.
Kepulauan Sangihe sendiri berlokasi tak jauh dari Mindanao, pulau terbesar di Filipina. Jadi jangan heran kalau Orang Sangir juga bisa ditemui di wilayah Davao, Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua itu berkat keahlian mereka di laut. Mereka adalah pelaut dan juga pembuat kapal yang ulung. detikTravel pun bertemu dengan salah satu orang Sangir yang jago membuat kapal.
![]() |
"Saya lahir di Filipina. Tahun 1956 lahir. Tahun 66, Gunung Sanger meledak. Kami naik bodi kapal ke Filipina. Tahun 1977 pulang lagi ke Indonesia. Sekarang bikin kapal," kisah Noa kepada detikTravel di Desa Manembo-nembo, Bitung, Senin (18/2/2019) pekan lalu.
![]() |
Ada kapal berukuran kecil mirip sekoci, ada pula yang berukuran sedang, dan yang ukurannya sangat besar. Beda ukuran kapal, beda pula harganya. Semakin besar kapal, maka harganya akan semakin mahal pula.
"Kalau (perahu -red) ini seperti sekoci, bisa masuk ke kapal yang lebih besar. Bisa muat 3-4 ekor tuna ukuran 20 Kg. Kalau ukuran 50 kg bisa muat 2 ekor, yang satu digandeng pakai ganco. Harganya Rp 4 juta," jelas Noa sambil menunjuk ke kapal sekoci kecil yang dibuatnya.
![]() |
Komponen paling mahal dalam usaha pembuatan kapal terletak di kayunya. Untuk bahan baku kayu, Noa menggunakan jenis kayu Boarao, juga kayu Nantu agar kapal awet. Kapal buatan Noa bisa tahan sampai 10 tahun.
Noa membuat kapal sesuai dengan pesanan. Dalam sebulan, bengkel sederhana Noa bisa menghasilkan 50 buah kapal berbagai ukuran. Sangat mengagumkan, mengingat di bengkelnya Noa masih menggunakan alat-alat yang sederhana untuk membuat kapal.
![]() |
Ada kurang lebih 400 ribuan orang Sangir yang tinggal di Sulawesi Utara. Selain di Sulawesi Utara, orang Sangir juga tinggal di Gorontalo. Di Gorontalo, populasi orang Sangir mencapai 7 ribuan orang. (wsw/krn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!