Sebelum pendakian dibuka, kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Sudiyono kepada detikcom, Selasa (12/3/2019), akan ada survei. Survei itu sebagai persiapan awal.
"Naiknya nanti di Sabtu-Minggu ini sampai Selasa. Setelah survei akan ada rapat-rapat yang menentukan pembukaannya," kata dia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kantor resor kita di Sembalun dan Senaru rusak total. Nanti kita pakai kantor sementara dan kita siapkan secara darurat," ujar Sudiyono.
Sistem pendakian Gunung Rinjani
Sudiyono menjelaskan bahwa selama vakumnya pendakian Gunung Rinjani selaku tempat wisata di Lombok yang populer, pengelola memperbaiki sistemnya. Sistem ini adalah tiket online pada para pendaki yang sebelumnya masih manual.
"Kita pakai tiket karcis robek dan mulai November kemarin kita pakai tiket online," kata Sudiyono.
BACA JUGA: Menikmati Swiss-nya Indonesia, Rinjani
Selain itu, Sudiyono menjelaskan pula adanya pembatasan jumlah wisatawan. Ia menyebut sistemnya akan seperti pemesanan tiket pesawat sampai pengelolaan sampah.
"Kita batasi pendakian seperti naik pesawat, pasti terbatas. Kalau kuota habis tiket nggak keluar dan harus pesan di hari lain. Pengelolaan sampah juga ada sistem pack in pack out dengan barang yang dibawa naik akan didata apa saja yang berpotensi menjadi sampah dan turun dicek lagi apa saja," urai dia.
Ada pula check in check out, yakni tiket yang sudah dipesan akan ada barcode. Tiket itu menentukan pendaki akan turun dan naik dari jalur mana dan harus lapor.
"Kita juga ada pengendalian pengunjung dengan adanya petugas yang naik ke atas secara random mengecek izin pendaki untuk mencegah pendaki ilegal," imbuh dia menambahkan. (msl/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum