"Efek dari gempa dan cuaca jadi pertimbangan untuk keselamatan pendakian," ucap Sudiyono kepada detikcom di Mataram, Sabtu (30/3/2019).
Rencananya, jalur pendakian Gunung Rinjani akan dibuka pada awal April depan. Namun rencana itu kemungkinan bakal tertunda melihat faktor cuaca dan keadaan jalur pendakian Rinjani yang belum normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesimpulan itu diambil setelah BTNGR dan beberapa pihak terkait ikut dalam tim survei pada 16-18 Maret. Mereka melihat kondisi yang ada di Gunung Rinjani dan tak memungkinkan adanya pendakian di Jalur Sembalun dan Senaru.
Pada Minggu (17/3) ketika tim survei melakukan tracking jalur pendakian, sempat terjadi dua guncangan gempa secara beruntun yang berkekuatan 5,4 dan 5,1. Hal ini menyebabkan ribuan rumah di Lombok Timur mengalami kerusakan.
Selain itu, objek wisata air terjun di Tiu Kelep Desa Senaru, Bayan, Lombok Utara mengalami longsor. Dan karena insiden gempa ini menyebabkan tiga wisatawan meninggal di lokasi.
Karena itu, dari hasil diskusi, BTNGR menyepakati akan dilakukan survei kembali. Tentunya guna memastikan layak tidaknya jalur untuk aktivitas pendakian melalui Sembalun dan Senaru.
"Kegiatan pendakian direkomendasikan untuk sementara ditutup mengingat masih terjadinya pergerakan tanah dan gempa hingga kondisi memungkinkan," kata Sudiyono. (msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum