Sejumlah warga etnis Tionghoa di Cirebon mengikuti ritual Ceng Beng di area Pemakaman Kutiong, Jalan Jendral Sudirman, Kota Cirebon, Jabar. Ceng Beng merupakan tradisi ziarah kubur ke makam leluhur.
Tradisi ini sudah ada sejak ribuan tahun silam. Doa dilantunkan, sesaji disuguhkan, seperti nasi, ayam, buah-buahan dan lainnya. Aroma dupa menyelimuti sesaji. Pembacaan doa ritual Ceng Beng dipimpin seorang vajracharya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai ritual, dikatakan Halim, warga etnis Tionghoa akan menaruh dupa di makam. Sementara itu, untuk Tionghoa pemeluk Nasrani mengganti dupanya dengan bunga.
![]() |
Lebih lanjut, Halim menerangkan Ceng Beng berasa dari bahasa Hokian yang artinya terang benderang, yang kemudian disimbolkan dengan membersihkan dan mempercantik makam leluhur.
![]() |
"Selain menjadi media doa, ritual ini juga untuk memanggil arwah leluhur ikut menyantap hidangan yang disajikan. Pemanggilan arwah ini dilakukan oleh vajracharya, yang sekaligus memimpin doa," tambah Halim.
![]() |
"Kita doakan leluhur kita, atau orangtua kita. Ini makam kedua orangtua. Karena orang yang sudah meninggal itu tidak bisa berdoa, jadi kita yang mendoakan mereka," ucap Mey Lie usai berziarah di makam orang tuanya. (krn/krn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan