Ritual Ceng Beng di Cirebon, Ziarah Kubur & Memanggil Arwah Leluhur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ritual Ceng Beng di Cirebon, Ziarah Kubur & Memanggil Arwah Leluhur

Sudirman Wamad - detikTravel
Minggu, 07 Apr 2019 18:30 WIB
Foto: Ceng Beng di Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)
Cirebon - Ceng Beng juga dilakukan di Cirebon. Ini merupakan tradisi ziarah kubur yang sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam.

Sejumlah warga etnis Tionghoa di Cirebon mengikuti ritual Ceng Beng di area Pemakaman Kutiong, Jalan Jendral Sudirman, Kota Cirebon, Jabar. Ceng Beng merupakan tradisi ziarah kubur ke makam leluhur.

Tradisi ini sudah ada sejak ribuan tahun silam. Doa dilantunkan, sesaji disuguhkan, seperti nasi, ayam, buah-buahan dan lainnya. Aroma dupa menyelimuti sesaji. Pembacaan doa ritual Ceng Beng dipimpin seorang vajracharya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tradisi ini sudah ribuan tahun. Berawal dari kisah nyata tentang pencarian makam leluhur. Kemudian dilanjutkan hingga saat ini. Ceng Beng dilakukan setiap 5 April," ucap juru bicara panitia ritual Ceng Beng Kota Cirebon, Halim Eka Wardana kepada awak media, Sabtu (6/4/2019).

Usai ritual, dikatakan Halim, warga etnis Tionghoa akan menaruh dupa di makam. Sementara itu, untuk Tionghoa pemeluk Nasrani mengganti dupanya dengan bunga.

(Sudirman Wamad/detikcom)(Sudirman Wamad/detikcom)
"Ini sebuah tradisi dan kepercayaan kita untuk saling menghormati. Menghormati leluhur atau pendahulu kita," ucapnya.

Lebih lanjut, Halim menerangkan Ceng Beng berasa dari bahasa Hokian yang artinya terang benderang, yang kemudian disimbolkan dengan membersihkan dan mempercantik makam leluhur.

(Sudirman Wamad/detikcom)(Sudirman Wamad/detikcom)
"Tradisi ini merupakan ajaran Konghucu, berbakti kepada orangtuanya. Bukan saat mereka masih hidup, sudah dimakamkan pun harus tetap kita doakan dan hormati," ucap Halim.

"Selain menjadi media doa, ritual ini juga untuk memanggil arwah leluhur ikut menyantap hidangan yang disajikan. Pemanggilan arwah ini dilakukan oleh vajracharya, yang sekaligus memimpin doa," tambah Halim.

(Sudirman Wamad/detikcom)(Sudirman Wamad/detikcom)
Di tempat yang sama, salah seorang warga bernama Tjiong Mey Lie (63) mengatakan setiap tahun rutin mengikuti ritual Ceng Beng. Menurutnya, setiap anak memiliki kewajiban mendoakan orang tuanya.

"Kita doakan leluhur kita, atau orangtua kita. Ini makam kedua orangtua. Karena orang yang sudah meninggal itu tidak bisa berdoa, jadi kita yang mendoakan mereka," ucap Mey Lie usai berziarah di makam orang tuanya. (krn/krn)

Hide Ads