Demikian yang dinyatakan Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat membuka Festival Geopark Tambora di Museum Asi Mbojo Kota Bima, pada Selasa (9/4/2019). Zul mengatakan jika di Eropa bahkan ada museum khusus tentang Gunung Tambora.
"Di sana dipamerkan sejarah meletusnya Tambora. Bahkan kekayaan alam dan budaya juga ditampilkan di sana. Karena letusan Tambora punya andil besar terhadap terbentuknya eropa hari ini," ujar Zulkieflimansyah dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (10/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, El Spring hanya berupa gunung batu dan suhu di sana pun lebih panas dari suhu di Tambora. Tapi anehnya, banyak wisatawan yang datang berkunjung ke sana.
"Tambora punya banyak hal yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Bima dan Dompu hanya butuh menghadirkan narasi-narasi yang dapat menarik wisatawan untuk datang. Seperti yang dilakukan di El Spring," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Zul memberikan 50 beasiswa kepada putra putri Bima dan Dompu. Mereka yang memenuhi kualifikasi akan belajar geopark di Universitas Padjajaran dan Malaysia.
Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota. Itu karena telah bekerja keras sehingga terwujud pencanangan Rinjani sebagai geopark internasional dan Tambora menjadi yang ke-5 di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Bima Dahlan M Nur menjelaskan bahwa upaya membangun sinergi mewujudkan cita-cita bersama menjadi geopark internasional ke-5 bukanlah hal yang mudah.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam bidang pariwisata di Pulau Sumbawa selama ini antara lain karena terlalu jauhnya bandara dengan beberapa destinasi pariwisata.
Seperti halnya lokasi Tambora, sehingga destinasi wisata di sekitar Tambora yang spot alamnya luar biasa indah tidak terekspose dan tidak bisa dijangkau secara maksimal oleh wisatawan. (msl/msl)
Komentar Terbanyak
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Pembangunan Masif Vila di Pulau Padar, Pengamat: Menpar Kok Diam?