Festival Crossborder Keerom Ajak Traveler Kenali Satwa Langka Papua

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Crossborder Keerom Ajak Traveler Kenali Satwa Langka Papua

Nabila Novianty Putri - detikTravel
Senin, 22 Apr 2019 11:58 WIB
Foto: Dok. Kemenpar
Jakarta - Bumi Papua dikenal memiliki banyak satwa khas, di antaranya bahkan berstatus langka. Melalui Festival Crossborder Keerom 2019, kampanye pelestarian satwa langka pun dilakukan. Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Festival Crossbroder Keerom juga menawarkan beragam konten terbaik.

"Bisa menikmati satwa langka di alam tentu menjadi sesuatu yang luar biasa. Bagi pengguna aktif media sosial, satwa langka di alam Keerom adalah konten terbaik. Saat menikmati Festival Crossborder Keerom 2019, pastikan luangkan waktu guna mengeksplorasi sisi eksotis tersebut. Bila mengunggahnya di media pasti akan mendapatkan banyak likes," kata Menteri asal Banyuwangi ini dalam keterangan tertulis, Senin (22/4/2019).

Di Keerom sendiri ada 3 jenis satwa yang cukup dikenal, yaitu Burung Cenderawasih Kuning-Besar, Kakaktua Raja, dan Kakaktua Besar Jambul Kuning. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh Ricky Fauziyani juga mengungkapkan bahwa Papua dan Keerom memiliki potensi fauna yang perlu dilestarikan.

"Papua dan Keerom punya kekayaan hayati yang luar biasa. Potensi besarnya harus dilestarikan, apalagi faunanya. Keerom memiliki beragam satwa unik yang dilindungi. Meski demikian, keindahannya bisa dinikmati. Boleh difoto, tapi jangan diburu untuk ditangkap. Biarkan hidup bebas di alam," ungkapnya.


Keerom memiliki kekayaan berupa Cenderawasih Kuning-Besar atau dikenal dengan nama latin Paradisaea Apoda. Ukuran tubuhnya sekitar 43 cm dengan bulu berwarna coklat marun dihiasi mahkota kuning. Pada lehernya terdapat warna hijau zamrud dengan bantalan dadanya cokelat kehitaman. Pada Paradisaea Apoda jantan terdapat bulu-bulu panggul lengkap dengan ekor kawat panjang, namun untuk betina berbulu coklat marun tak bergaris.

"Burung Cenderawasih adalah khas Papua. Jenisnya banyak dengan ukuran berbeda-beda. Paradisaea Apoda salah satu jenis yang besar. Burung ini banyak dijumpai di hutan-hutan Keerom. Selain warna, suara burung ini juga indah. Siapkan dahulu kamera sebelum 'berburu' Burung Surga di hutan Keerom. Memakai kamera handphone pun jadi. Yang penting momen langka tidak terlewatkan," tambah Ricky lagi.

Selain Paradisaea Apoda, hutan Keerom juga menyimpan keunikan Burung Kakaktua Raja yang memiliki panjang mencapai 60 cm. Burung ini memiliki warna bulu hitam, dihiasi warna merah pada bagian pipi, dan bagian kepala terdapat jambul yang bisa ditegakkan. Makanan burung tersebut adalah biji-bijian dengan paruh yang besar hitam pekat.

Sebagai pemakan biji, paruh Kakaktua Raja memiliki ukuran berbeda di sisi atas dan bawahnya. Beda ukuran itu berguna untuk menahan dan membuka biji-bijian yang dikonsumsinya. Selain Papua, burung tersebut juga berkembang bagus di Australia bagian utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ricky menambahkan, Burung Kakaktua Raja harus dilestarikan walaupun menurut IUCN Red List masuk kategori risiko rendah.

"Kakaktua Raja burung yang khas. Tampilannya garang dengan bulu hitam dan jambul di kepalanya. Silahkan eksplorasi kekayaan alam Papua ini. Tapi, sekali lagi jangan menangkap apalagi membunuh untuk diawetkan. Kakaktua Raja tetap harus dilestarikan meski jumlahnya masih aman di alam bebas," terang Ricky lagi.

Deret panjang burung Kakaktua yang bisa dinikmati di Keerom bertambah. Venue festival tersebut juga memiliki koleksi Kakaktua Besar Jambul Kuning atau nama latinnya Cacatua Galerita. Kakaktua Jambul Kuning pun mudah dijumpai di hutan-hutan Keerom. Fisiknya berukuran sekitar 35 cm dengan semua bulunya berwarna putih, lalu ada jambul kuning di kepalanya.


Cacatua Galerita memiliki zona tinggal hutan primer dan sekunder. Pakannya berupa biji-bijian, kacang, dan beragam buah segar. Kakaktua tersebut memiliki keunikan, yaitu sarangnya berupa lubang pohon. Burung betina akan menetaskan 3 telurnya di sana. Ricky menjelaskan, wilayah Keerom sangat bagus sebagai tempat tinggal fauna unik dan langka.

"Keerom zona tinggal ideal banyak satwa langka, seperti 3 burung tersebut. Menikmati keindahan burung itu di alam tentu memberikan sensasi dan experience berbeda. Lebih menarik lagi, hutan-hutan di Keerom juga banyak menyimpan satwa uniknya," papar Ricky lagi.

Hutan Keerom terbagi dalam 9 blok dengan total luasnya 173.456 hektare. Untuk Hutan Lindung memiliki luasan sekitar 49.196 hektare, sisa luasannya adalah hutan produksi dengan ragam fungsi dan peruntukannya.


Simak Juga 'Petualangan di Pegunungan Sudirman Papua':

[Gambas:Video 20detik]

(prf/ega)

Hide Ads