"Kepada teman-teman pengusaha dalam penerimaan pegawai khususnya yang berhubungan langsung dengan wisatawan perlu ada seleksi-seleksi lebih ketat, psikotes, dsb, saya kira perlu. Khususnya guide-guide yang melayani tamu sendiri dan karena jenis rekreasinya seperti itu (wisata air), memberi peluang kurang ajar," kata Cok Ace usai bertemu dengan Konjen China Gou Haodong di kantor Bali Tourism Board (BTB), Jl Raya Puputan Renon, Denpasar, Bali, Kamis (2/5/2019).
Kasus pencabulan pemandu jetski Mohamad Toha terhadap turis asal China itu terjadi Selasa (23/4) lalu di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali. Cok Ace tak menampik aksi pelecehan seperti itu rentan terjadi di dunia pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali bersama Bali Tourism Board (BTB) atau Gabungan Pariwisata Indonesia tengah menyusun standar khusus bagi pariwisata di Bali. Diharapkan ini bisa membantu para turis untuk wisata aman dan nyaman sekaligus menghapus praktik curang yang dilakukan para pengusaha pariwisata di Pulau Dewata.
"Kita semua tentu tidak henti-hentinya menyampaikan perbaikan, menyusun standar-standar, dan kita sedang menyusun white list untuk perusahaan-perusahaan mana yang kita anggap recommended dan profesional," ujar Cok Ace.
Cok Ace pun berharap adanya sertifikasi tak hanya untuk pariwisata air tapi juga untuk semua bentuk jasa pariwisata di seluruh Bali. Dia optimistis sertifikasi ini menjadi nilai tambah dari promosi wisata bagi Bali.
"Semua yang berkompetensi yang punya potensi yang sangat dekat dengan konsumen, klien sangat diharapkan. Ini bagian promosi ke depan, perusahaan yang mempunyai sertifikasi terhadap karyawan-karyawan, bukan saja kemampuan teknis tapi juga orangnya. Saya kira ini akan sangat baik orang akan mencari obyek, jasa yang memberikan rasa aman dan nyaman," tuturnya. (bnl/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum