Dalam menyikapi permasalah bencana dan pengaruhnya di pariwisata, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengadakan kegiatan 'Diskusi Kesiapsiagaan Bencana Sektor Perhotelan untuk Industri Pariwisata'. Kegiatan ini berlangsung pada, Senin (6/5/2019) di Gedung Graha BNPB, Jakarta Timur.
Dalam diskusi ini, Kepala BNPB Letjen Doni Monardo mengungkapkan bencana besar di Indonesia tidak hanya terjadi satu kali saja, namun telah ada semenjak dahulunya. Bencana alam ini terjadi secara berulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukti peristiwa alam terjadi berulang tidak hanya karena praduga saja. Namun karena ada penelitian yang dilakukan. Berikut contoh destinasi wisata yang menjadi saksi bencana besar di Indonesia.
1. Gua Eek Leuntie di Kabupaten Aceh Besar
Bukti bahwa tsunami Aceh tidak hanya terjadi di tahun 2004 dibuktikan oleh penelitian di Gua Eek Leuntie yang berada di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar. Setelah tanahnya dibelah, terdapat lapisan-lapisan yang ternyata berasal dari waktu-waktu yang berbeda. Adapun urutan waktu lapisan tanah di gua ini mulai dari tahun 2004, 2.800 tahun yang lalu, 3.300 tahun lalu, 5.400 tahun yang lalu, dan 7.500 tahun lalu.
2. Pantai Binuangeun di Lebak
Tsunami juga pernah melanda kawasan Kabupaten Lebak. Dari penelitian terdapat 3 buah batu koral berukuran besar yang berada di Pantai Binuangeun. Pantai ini dulunya ada di laut, namun terangkat ke daratan karena tsunami. Adapun waktu yang menunjukan usia koral ini yaitu 3.000 tahun, 1.600 tahun dan 300 tahun.
3. Benteng Victoria di Ambon
Gempa dan tsunami tertua di Indonesia ada di Ambon. Benteng Victoria menjadi saksi sejarahnya. Benteng ini menjadi saksi dahsyatnya tsunami 1674. Dari penelitian pun dibuktikan bahwa tsunami juga melanda Ambon pada 1 Agustus 1629, 17 Februari 1674, 1852, 29 September 1899, dan 8 Oktober 1950.
Dari ketiga contoh di atas, dapat dilihat bahwa bencana alam terjadi secara berulang. Doni mengatakan bahwa kita harus siap siaga menghadapi bencana alam ke depannya.
"Dari penelitian terbukti bahwa ada bencana alam besar yang terjadi secara berkala. Kita tidak mungkin melawan alam, kita hanya bisa beradaptasi. Caranya adalah mengenali potensi becana yang berada di wilayah sekitar, persiapkan strategi dan siaplah untuk selamat," tutup Doni. (bnl/fay)












































Komentar Terbanyak
Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Darurat Bencana-Tanpa Izin Gubernur & Mendagri
Turis Asing di Kertajati Turun, Dedi Mulyadi: Penerbangannya Kan Nggak Ada
Temuan Kemenhut Soal Kerusakan Hutan Sumatera, Bukan Cuma Faktor Cuaca