Keseriusan penanggulangan sampah ini dilakukan dengan mencanangkan suatu program unggulan yang disebut Zero Waste. Sosialisasi digencarkan agar di satu desa bisa diupayakan memiliki satu unit bank sampah.
Aisyah Odist (43), seorang aktivis lingkungan dan pengelola Bank Sampah NTB Mandiri saat berbincang dengan detikcom, Jumat (10/5/2019) mengatakan program zero waste itu berangkat dari sikap dan perilaku atau usaha untuk mengurangi penggunaan plastik (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan usaha mendaur ulang (recycle).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sedangkan menurut dia, program yang dilakukan Pemprov adalah mengupayakan satu desa, satu bank sampah. "Pastinya bank sampah perlu sampah, bukan mengurangi," ujarnya.
Karena itu Aisyah berharap Pemprov bisa membuat suatu kajian sistem yang tepat dan sesuai dengan karakter masyarakat NTB.
Bank sampah diganti jadi ruang terbukΓ hijau untuk berinovasi serta menjadi pusat kegiatan anak muda untuk berkreasi dalam bidang lingkungan.
![]() (Istimewa) |
Selain itu, mesti ada penyediaan ruang edukasi sampah untuk menghasilkan pelbagai karya yang bernilai seni dan ekonomi yang bersumber dari limbah. Hal itu, kata Aisyah akan sangat berpengaruh pada perubahan perilaku.
"Ingat ya, di beberapa negara tidak kenal bank sampah, tapi mereka berhasil karena investasi pendidikan, pengenalan teknologi baru dan terbarukan serta adanya aturan yang difollow up dengan jelas dan tegas," katanya. (sna/sna)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol