Dalam sambutannya, Arief mengatakan Kemenpar dan Visa memiliki kesamaan inisiatif strategis, yaitu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia, mendukung peningkatan devisa negara, dan memberdayakan pedagang lokal.
"Pariwisata Indonesia dan Visa juga memiliki kesamaan pasar utama, yaitu Australia dan Singapura," kata Arief dalam keterangan tertulis, Kamis (16/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief berharap kerja sama ini tidak hanya terbatas pada promosi bersama, melainkan berlanjut pada penjualan. Selain itu, Arief berharap Visa dapat bergabung dalam program HotDeals yang sukses menarik wisman, khususnya dari Singapura.
"Untuk pasar Australia, diharapkan Visa bekerja sama dengan LCC (low-cost carrier). Tujuannya jelas untuk mendatangkan wisman dari Australia," ujarnya.
Dalam pemberdayaan pedagang lokal, menurut Arief Kemenpar akan membantu penetrasi Visa ke pedagang-pedagang kecil. Ia juga menjelaskan, Kemenpar akan konsentrasi pada tiga destinasi wisata utama Indonesia, yaitu Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau.
"Tiga destinasi wisata utama ini bisa mencapai 90 persen dari jumlah wisman di Indonesia," kata Arief.
Sebagai informasi, penandatanganan Joint Promotion Program ini dilakukan Ketua Tim Co Branding Kemenpar, Priyantono Rudito. Sementara itu dari Visa Worldwide dilakukan President Director of Visa Worldwide Indonesia, Riko Agus Surya Abdurrahman.
Kerja sama ini memberikan manfaat di antaranya Kemenpar dapat memanfaatkan jaringan global milik Visa, dan Visa akan mempromosikan destinasi wisata Indonesia dalam promosi mereka di media digital.
Sementara Visa secara global dan Indonesia bisa dilakukan kampanye bersama, yang tentunya melibatkan Kemenpar dan Visa Worldwide, serta kolaborasi dengan channel bank partners Visa. Selain itu, Visa pun dapat menggunakan media Kemenpar. (prf/mpr)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum