Dilansir CNN, Mingu (16/6/2019), para ilmuwan memasang segel dengan antena di kepala anjing laut. Itu untuk membantu memecahkan misteri di Antartika.
Misteri itu adalah tentang terjadinya lubang raksasa di es Antartika. Beberapa mitra lapangan yang unik itu pun direkrut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polynya bukanlah barang baru. Lubang yang besar dan sering terjadi ini merupakan peluang besar bagi para ilmuwan untuk mencari tahu penyebabnya, yakni mengapa tepatnya lubang-lubang ini bisa muncul.
![]() |
Sebuah tim dari Universitas Washington mengeksplorasi lubang itu dengan kombinasi robot, peralatan radio dan segel dengan antena menempel di kepala anjing laut. Temuan mereka baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Nature.
"Kami mengira lubang besar di es laut ini yang dikenal sebagai polynya adalah sesuatu yang langka, mungkin prosesnya telah punah. Tetapi peristiwa pada 2016 dan 2017 memaksa kami untuk mengevaluasi kembali," kata pemimpin penulis Ethan Campbell kata dalam sebuah rilis.
"Pengamatan menunjukkan bahwa polynya-polynya baru karena kombinasi beberapa faktor. Satu di antaranya ialah kondisi laut yang tidak biasa dan serangkaian badai yang sangat intens yang berputar di atas Laut Weddell," ungkapnya.
![]() |
Tim menemukan bahwa, agar terjadi polynya, perlu ada badai yang sempurna. Di daerah di mana polynya terbuka menganga lebar, ada gunung bawah laut.
Ketika bertemu dengan badai yang kuat menyebabkan pusaran air laut, mengaduk air asin dari bagian yang lebih dalam dengan atasnya. Saat terjadi pendinginan, air itu jatuh ke dasar lagi dan tidak bisa membentuk es kembali.
BACA JUGA: Mengenal Pulau Bulan Sabit di Kutub Selatan
Apa peran anjing laut? Tim menggunakannya untuk mengirimkan data kembali ke pantai saat mereka berenang ke dalam polynya.
Dalam sejarah, anjing laut telah menjadi aset serius bagi komunitas penelitian ilmiah. Pertama, gerakan mereka membantu para peneliti mendapatkan pemahaman yang baik tentang lingkungan atau area tertentu.
Dan, mereka seolah-olah tidak terlalu terganggu dengan peralatan radio yang menempel. Meski itu ada di kepala mereka dan dinyatakan aman digunakan. (bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum