Boleh jadi terdapat beberapa kendala alami yang tak bisa kita hindari seperti bencana alam dan sejenisnya. Tapi usaha mengejar target kunjungan wisatawan haruslah dilandaskan pada kebijakan yang jelas. Indonesia sangat bisa berkaca pada Prancis.
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional sekaligus Ketua Pokja Industri Pariwisata Nasional KEIN, Dony Oskaria mengatakan wisatawan asing berdatangan ke Prancis bukan karena keindahan alamnya saja. Namun, itu lebih karena kreativitas negaranya dalam membangun ekosistem pariwisata, mulai dari pembenahan aksesibilitas dan amenitas, pengemasan yang berkelas, sampai pada atraksi yang ikonik, yang dikembangkan dari beragam potensi yang mereka miliki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dony, untuk mengatasi lambatnya pertumbuhan wisman ini, pemerintah harus benar-benar fokus mengembangkan destinasi. Pemerintah semestinya menetapkan destinasi prioritas berdasarkan kriteria yang terkait langsung dengan sektor kepariwisataan, yakni kesiapan ekosistem pariwisata di setiap kawasan.
Kawasan tersebut, kata Dony, misalnya adalah Jakarta, Bali, Bandung, Joglosemar, Bromo Tengger, Manado, dan lain-lain. Kawasan yang ekosistem pariwisatanya sudah mumpuni, harus disempurnakan ekosistemnya, dirumuskan strategi pemasarannya, dilakukan market mapping terlebih dahulu, baru didorong promosi dan penjualan di target pasar masing-masing destinasi.
Dony sangat yakin, dengan mengembangkan dan memprioritaskan daerah-daerah tersebut secara serius, angka 35 juta wisman pada tahun 2024 sangat mungkin untuk diraih. Karena daerah-daerah tersebut menguasai lebih dari 60 persen total wisman yang datang.
Mengapa daerah-daerah tersebut yang dipilih? Menurut Dony, karena ekosistemnya sudah terbentuk. Wisman tidak datang hanya karena alasan satu destinasi, tapi karena adanya destinasi utama, destinasi pendukung, dan ekosistem kepariwisataan yang sudah ada, mulai dari aksesibilitas, amenitas, dan berbagai atraksi yang unik.
Untuk itu, kata Dony, daerah-daerah yang sudah siap tersebut, tinggal dibenahi dan dilengkapi ekosistemnya, ditentukan target pasar utamanya, diciptakan paket-paket menarik, lalu didorong promo dan pemasarannya di negara-negara target pasar. Dony sangat yakin, dengan pendekatan ini, yakni fokus pada destinasi di daerah prioritas untuk dikembangkan dengan pendekatan ekosistem tadi dalam lima tahun, maka ketujuh daerah tadi akan mengalami lonjakan wisman yang sangat besar.
"Dengan begitu, angka 35 juta di tahun 2024 menjadi sangat mungkin untuk diraih", tutup Dony.
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!