Seperti diketahui, Magelang punya destinasi yang terbilang banyak. Dikatakan, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, Iwan Sutiarso, beberapa waktu lalu bahwa hal itu tak diimbangi sumber daya manusianya.
Apa saja kendala memasarkan pariwisata Magelang?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"One day tour seperti apa. Kita baru lakukan tahun ini seperti apa. Kita belum sebooming Banyuwangi tapi kita ada Festival Lima Gunung, Borobudur Marathon, Kali Elo. Kita butuh sentuhan kreativitas yang lebih bagus lalu dia booming," imbuh dia.
Dikatakan Iwan, bahwa Magelang punya daya tarik wisata alam, budaya dan itu saling mendukung. Ada sekitar 210 destinasi dan yang pertama dimulai dari Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Sungai Elo, Ketep Pass, dan disusul kuliner beong hingga kupat tahu.
"Kemudian ada daya tarik budaya, yakni tari dan orang asing minat di situ. Terus yang instagramable yang diciptakan Genpi. Pasarnya mereka nggak dapat lalu menciptakannya sendiri," kata Iwan.
Menyoal SDM, Iwan mengaku pelaku wisata di wilayahnya masih kurang kompeten. Potensi pariwisata di Magelang pun sudah ada lama.
"Kita berkembang cukup pesat. Contoh homestay dulu 200-an sekarang 600-an. SDM di situ belum berkembang. Cara melayani tamu, menata tempat tidur dan menyajikan makan dan yang lain," urai Iwan.
"Kita berkembang di wisata alam dan butuh pemandu alam yang bersertifikat lalu memadai hingga bisa melayani dengan baik," kata dia menambahkan.
Kini, Magelang punya desa wisata yang maju dan sudah berkembang yang jadi percontohan, yakni berada di sekitar Borobudur. Ada 3 desa berakhiran rejo, yakni Candirejo, Wanurejo, Karangrejo.
![]() |
"Karangrejo dengan Punthuk Setumbu, ribuan orang datang setiap minggu melihat sunrise. Lalu Wanurejo melihat sunset. Karena posisinya berlawanan," jelas Iwan.
"Candirejo yang diunggulkan dengan aktivitas. Wisatawan bisa ikut melihat atau mencoba ketika ada orang ngambil nira jadi gula kelapa, nyabut singkong, ambil pepaya. Pangsanya asing," tambah dia.
Lewat DAK (dana alokasi khusus), Magelang berbenah. Dari segi fisik, dibangunlah TIC (tourist information center) dan pengembangan rest area. Untuk non fisiknya dilakukan pelatihan untuk para pemandu, manajemen dan pelayanan amenitas.
"Bantuan untuk kami dipergunakan pelatihan pemandu wisata alam dan sarana fisik. Jumlah DAK sekitar 900-an juta," kata Iwan.
(bnl/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum