Kepala Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kemenpar, Guntur Sakti, mengatakan kegiatan outbound dengan wartawan merupakan agenda tahunan Komblik. Tahun ini, Komblik mengajak waryawan untuk melihat dan merasakan langsung potensi atraksi, akses, amenitas (3A) yang ada di Kabupaten Magelang serta menjalin tali silaturahmi.
"Magelang tidak hanya memiliki Candi Borobudur sebagai destinasi utama, tetapi memiliki potensi pendukung yang kuat di sekitarnya dengan unsur 3A-nya lengkap," kata Guntur dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guntur mengungkapkan saat ini banyak yang bisa dieksplorasi di Magelang. Tempat kunjungan tak lagi terpusat di Candi Borobudur saja, tetapi juga destinasi wisata baru lain yang terus bermunculan.
"Seperti yang di eksplorasi pewarta yang tergabung dalam Forwapar saat ini. Mereka diajak berkeliling di sekitar Borobudur dan Perbukitan Menoreh dengan mobil VW Safari, rafting di Sungai Elo, melihat pembutan gerabah di Arum Art. Lalu menikmati santap siang di Ketep Pass dan makan ,alam sambil melihat atraksi seni di Desa Bahasa Ngargogondo," katanya.
Salah satu penyedia jasa mobil VW Safari, Ino, mengatakan wisata mengendarai mobil klasik diminati para wisatawan sejak beberapa tahun silam. Bahkan telah menjadi atraksi tersendiri menikmati Borobudur dari sisi yang berbeda.
"Dulunya pada 1980-an mobil ini dikenal sebagai mobil dinas camat. Sekarang dimodifikasi dengan cat warna-warna mencolok sehingga bisa membawa wisatawan keliling desa wisata sekitar Candi Borobudur," jelasnya.
Paket wisata mengelilingi Borobudur dibanderol dengan biaya per unit mobil sebesar Rp 320 ribu per 2,5 jam. Kini VW wisata memiliki 70 anggota, yakni 30 unit beroperasi di kawasan Borobudur dan sisanya beroperasi di luar kawasan Borobudur.
Selain menikmati VW Safari, wartawan juga diajak menyusuri Sungai Elo yang sejak dulu sudah dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berbagai kegiatan. Mulai dari mandi, cuci, kakus, memancing, sampai wisata petualangan seperti arung jeram.
Sungai sepanjang 12 kilometer ini dihiasi pepohonan yang masih asri. Meskipun debit air tidak terlalu tinggi, wisatawan bisa menikmati arung jeram dengan catatan tetap mematuhi standar keamanan yang diinformasikan oleh instruktur.
Rangkaian kegiatan berkeliling Kabupaten Magelang ditutup dengan menikmati edutainment di Desa Bahasa Borobudur Ngargogondo. Wartawan diajak belajar bahasa Inggris dan bermain angklung dengan cara yang unik.
(prf/ega)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!