Saat traveling baik di dalam maupun luar negeri, tak jarang pemandu wisata dan porter yang meminta tips dari tamunya sebagai ganti jasa. Bagaimana kalau di Jakarta?
Soal tips itu pun menjadi salah satu pertanyaan yang turut dibahas dalam acara pelatihan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DKI Jakarta yang diikuti detikcom Rabu ini (17/7/2019). Ketua HPI DKI Jakarta, Revalino Tobing, pun buka suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan oleh Revalino, budaya pemandu wisata Indonesia memang belum memasukkan tips sebagai keharusan. Hal itu pun biasanya telah di-sounding oleh pemandu wisata lebih dulu.
"Tips itu bisa kita sounding di awal, kita kasih tahu acara perjalanan apa yang masuk dan termasuk. Tipping itu tidak termasuk," jelas Revalino.
BACA JUGA: Kisah Pemandu Wisata di Negeri Penuh Marabahaya
Bagi para pemandu wisata, mendapatkan tips dari para tamu khususnya wisnus bukan perkara mudah. Soal rate tips, para pemandu wisata Jakarta pun punya hitungannya per hari.
"Di Jakarta kita list sekitar 30-50 per orang per hari. Kenapa angkanya segitu? Karena kita masih akan sharing dengan driver. Makanya kalau wisnus angka feenya sudah besar. Apalagi kalau grup," ujar Revalino.
Revalino juga bercerita, ada kalanya profesi guide ini kurang 'menghasilkan.' Contohnya kalau mendapat fee kecil plus jumlah tamu yang sedikit. Di luar tips, Revalino mengatakan kalau servis tetap jadi yang utama. Ketika tamu puas, maka tamu kerap memuji dalam bentuk tips.
(rdy/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!