Masalah Turis Di-blacklist di Ubud, Ada Salah Paham 2 Pihak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masalah Turis Di-blacklist di Ubud, Ada Salah Paham 2 Pihak

Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Rabu, 31 Jul 2019 13:29 WIB
Suasana di Ubud (Ijoe/d'Traveler)
Jakarta - Masalah turis yang di-blacklist di Ubud, Bali rupanya ada titik terang. Kedua pihak menyebutkan ada kesalahpahaman.

Minggu lalu, ramai berita turis di-blacklist di sebuah restoran di Ubud, Bali karena tidak membayar pesanan di restoran. Restoran yang dimaksud adalah cafe Aletheia Back House dan turis yang dimaksud adalah Kalee Hewlett, seorang influencer fashion yang berbasis di Amerika dan Inggris.


Rupanya sudah ada kelanjutan dari masalah ini. Priskila Soraya Kusuma, sebagai pemilik cafe Aletheia Back House menyebutkan ada kesalahpahaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalee tidak menolak membayar tagihan atau makan lalu tidak bayar apa yang dimakan di restoran kami. Ada ketidaksesuaian atas makanan yang dipesan karena masalah bahasa antara Kalee dan pegawai saya," kata Priskila dalam postingan di Facebook seperti dilihat detikcom, Rabu (31/7/2019).

Dia mengatakan Kalee mendapatkan makanan yang berbeda dari yang dipesan. Priskilia meminta maaf karena postingan yang viral. Dia dan Kalee sudah bertemu dan berbicara.

"Kalee datang dan bertemu saya untuk menjelaskan dan menjernihkan situasinya. Saya minta maaf karena menyebabkan gangguan yang dia alami," kata Priskilia.

Di sisi lain, Kalee Hewlett juga menyampaikan klarifikasinya atas apa yang terjadi. Dia menegaskan bahwa Priskilia sudah menyampaikan permintaan maaf dan postingan yang viral itu mengandung informasi yang salah. Akibat kejadian itu, netizen menyerbu akunnya.

"Saya harus mematikan semua akun sosial media saya karena tidak bisa mengontrol semua pesan yang masuk. Akibatnya saya mesti menyetop semua kegiatan bisnis saya. Diusili online adalah pengalaman menakutkan. Saya menerima ancaman, abuse dan pelecehan dan akun saya masih ditutup. Mengalami kejadian ini sebagai perempuan traveling sendirian di negara asing adalah menakutkan. Saya telah dianggap salah untuk sesuatu yang tidak saya lakukan. Cerita ini harus dikoreksi," pungkasnya.


(fay/aff)

Hide Ads