Ini Jalur Tercepat dan Aman Rayakan 17-an di Gunung Penanggungan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Jalur Tercepat dan Aman Rayakan 17-an di Gunung Penanggungan

Enggran Eko Budianto - detikTravel
Jumat, 02 Agu 2019 18:50 WIB
Gunung Penanggungan 2019 (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Mojokerto - Gunung Penanggungan di Kecamatan Trawas, Mojokerto menjadi tempat favorit pecinta alam untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI. Ribuan pendaki menggelar upacara proklamasi setiap tahunnya.

Mau tahu jalur pendakian yang cepat dan aman?

Jalur paling cepat dan aman untuk mendaki Gunung Penanggungan berada di Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas. Jalur pendakian ini dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekretaris LMDH Sumber Lestari Khoirul Anam mengatakan, jalur pendakian Tamiajeng dibuka sejak 2003 silam. Jalur ini menjadi satu-satunya yang mempunyai 4 pos pendakian menuju ke puncak Gunung Penanggungan, atau yang biasa disebut Puncak Pawitra.

Pos 1 sekaligus menjadi tempat registrasi pendaki berada di Desa Tamiajeng pada ketinggian sekitar 650 mdpl, pos 2 pada ketinggian 700 mdpl, pos 3 sekitar 750 mdpl, sedangkan pos 4 pada ketinggian 850 mdpl. Para pendaki bisa melepas lelah di setiap pos.

"Kalau melalui Jalur Kedungudi dan Seloliman lebih lama. Setelah kebakaran tahun lalu, jalur tertutup semak-semak. Utamanya di Seloliman banyak situs purbakala, jalurnya membingungkan karena bercampur jalur ke situs," kata Anam kepada detikcom, Senin (29/7/2019).

Ia menjelaskan, jalur Tamiajeng banyak dilalui pendaki karena dinilai paling aman dan cepat untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan di ketinggian 1.653 mdpl. Dari pos 1 sampai ke Puncak Bayangan sekitar 1.200 mdpl, hanya dibutuhkan waktu 3 jam.

Sementara dari Puncak Bayangkan ke Puncak Pawitra waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Tak ayal rute ini menjadi favorit bagi para pendaki pemula.

Ini Jalur Tercepat dan Aman Rayakan 17-an di Gunung PenanggunganPos pendaftaran Jalur Tamiajeng, Gunung Penanggungan (Enggran Eko Budianto/detikcom)


"Kalau mendakinya santai paling lama enam jam sudah sampai Puncak Pawitra," ujarnya.

Tidak hanya itu, Jalur Tamiajeng juga menjadi jalur yang paling mudah bagi para pendaki untuk mencapai Puncak Bayangan. Di tempat ini terdapat tanah lapang yang biasa digunakan para pecinta alam untuk berkemah dan menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI. Daya tampungnya mencapai 500 tenda atau sekitar 2 ribu pendaki.

"Puncak Bayangan berada di arah barat daya hanya bisa diakses melalui Jalur Tamiajeng. Jalur lainnya tidak melalui Puncak Bayangan. Di tempat ini bisa menikmati sunrise maupun sunset juga pemandangan wilayah Mojokerto dari ketinggian. Padang sabananya juga bagus," terang Anam.

BACA JUGA: 5 Fakta Tentang Gunung Merbabu, Anak Gunung Wajib Tahu!

Tahun lalu, lanjut Anam, sekitar 3.600 pendaki merayakan HUT Kemerdekaan RI di Gunung Penanggungan. Upacara detik-detik proklamasi digelar bersamaan, baik di Puncak Bayangan maupun Pawitra. Bahkan para pecinta alam membentangkan bendera merah putih sepanjang 200 meter dari Puncak Bayangan menuju ke Puncak Penanggungan.

"Para pendaki datang dari hampir semua daerah di Jatim. Paling banyak dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Jombang dan Mojokerto," ungkapnya.

Jalur pendakian Tamiajeng juga selalu dipantau oleh petugas LMDH Sumber Lestari dan relawan SAR Penanggungan. Setiap hari selama 24 jam terdapat 10 petugas yang memantau di 4 pos pendakian dan Puncak Bayangan. Secara keseluruhan terdapat 24 personil SAR yang siap membantu pendaki yang mengalami kondisi darurat.

"Personil kami sudah terlatih. Kalau acara besar seperti HUT Kemerdekaan RI biasanya kami dibantu PMI Kabupaten Mojokerto dan LPBI NU," tandasnya.

Penanggungan juga menjadi gunung suci bagi umat Hindu dan Budha. Terdapat ratusan situs purbakala di tubuh gunung ini. Situs-situs tersebut antara lain berupa candi, punden berundak, gapura dan goa yang dibangun sebelum era Majapahit abad 10 masehi sampai Majapahit akhir abad 15 masehi.

Sehingga, Gunung Penanggungan ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya Peringkat Provinsi sejak Januari 2015. Kamu tertarik mendakinya?


(msl/aff)

Hide Ads