Artis asal Banyuwangi itu menghibur Semarang dengan suguhan nyanyian empat bahasa.
"Saya ingin memberikan suguhan istimewa buat Semarang. Kotanya hebat. Pariwisatanya oke banget," tutur Fitri Carlina, Minggu (4/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shownya sempurna. Dari mulai band pengiring, sound system, hingga lighting, diset maksimal. Settingannya dibuat setara dengan konser Westlife yang akan digelar di Sam Poo Kong 1 September 2019.
Fitri Carlina terlihat total memberikan suguhan yang menghibur. Busana yang dikenakan bernuansa Tionghoa. Balutan warnanya dominan putih. Ada corak naga di bagian depannya. Warnanya emas.
"Ini saya browsing sendiri. Saya ingin menyesuaikan dengan tema Cheng Ho. Cheng Ho kan identik dengan naga. Warnanya sengaja saya kasih emas karena hoki tahun ini api dan logam. Emas adalah representasi dari unsur logam," tambahnya.
Fitri pun tampil lepas. Selama 1 jam, penyanyi asal Banyuwangi itu sukses membuat Semarang bergoyang.
"Happy ending. Masyarakat terhibur dengan konser Fitri Carlina yang digelar di Kelenteng Sam Poo Kong," ungkap Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.
Ucapannya memang tak mengada-ada. Meski sempat diguyur hujan, animo penonton tetap tinggi. Hingga tengah malam, Sam Poo Kong tetap dipadati ribuan orang.
"Bagus, keren, memuaskan! Everybody happy," kata Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono.
Don terlihat sumringah. Maklum, konser Fitri Carlina dibanjiri ribuan pengunjung. Semua terlihat happy bergoyang sambil terus berteriak Wonderful Indonesia yang dipandu Fitri Carlina.
Selama 1 jam, semuanya fokus menyimak belasan yang dibawakan Fitri. Bahkan, ribuan orang tadi ikutan kompak menyenandungkan sejumlah hits seperti Selow, Gemufamire, Sayidan dan Welcome to My Paradise.
"Fitri Carlina rupanya sangat ngetop di Semarang. Basis fansnya besar. Lihat saja ribuan orang sampai rela nonton hingga mendekati tengah malam," timpal Kadisbudpar Semarang Indriyasari.
Musik menjadi kata kunci yang dimainkan. Seni budaya Tionghoa menjadi pemanisnya. Endingnya, semua orang happy. Wisatawan jadi lebih banyak menghabiskan uang dan waktunya di Semarang.
"Untuk menciptakan keramaian atau crowd memang perlu bahasa universal. Dan musik adalah salah satu jawabannya.Kekuatan musik sangat dahsyat," timpal Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar, Esthy Reko Astuty.
Menpar Arief Yahya langsung mengangkat emoji tiga jempol. Kebetulan, dia memang ingin ngebut menghidupkan pariwisata di Semarang.
"Kegiatan rutin seperti Festival Cheng Ho di Semarang bisa menaikkan ekonomi di Jawa Tengah. Rumusnya, perpindahan orang itu sama dengan perpindahan uang. Sukses untuk festivalnya. Salam Wonderful Indonesia," kata Arief Yahya, Menpar RI.
(ega/ega)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!