"Ini merupakan salah satu potensi besar pariwisata Morotai. Daerah ini merupakan saksi betapa dahsyatnya perang dunia ke II yang berkecamuk dulu kala. Museum ini menjadi salah satu bukti paling otentik yang dimiliki Morotai," ujar Arief, Selasa (6/8/2019).
Sejarah panjang memang jelas dimiliki Morotai. Daerah ini merupakan basis pangkalan perang pasukan Sekutu saat perang dunia II berkecamuk. Di dalam museum ini pengunjung dibawa untuk napak tilas menyaksikan kedahsyatan perang dunia II.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar museum, berdiri dengan gagah beberapa tank peninggalan Perang Dunia II. Sementara di dalamnya, terdapat penjelasan secara rinci kekuatan tentara Sekutu dan Jepang yang bertempur. Tiap dinding museum juga berisi kisah pertempuran yang terjadi dalam memperebutkan pulau tersebut.
"Ada tank, kapal perang, dan semua komponen perang. Juga ada storyline perjalanan Perang Dunia II, Morotai dipakai sebagai basecamp Amerika di Morotai oleh Jendral Douglas MacArthur, ini sangat menarik sekali bagi wisatawan," ujarnya.
Besarnya peran Morotai pada perang dunia II menyebabkan Morotai kaya akan sejarah. Museum Perang Dunia II hanya sekelumit kecil yang dimiliki Morotai. Selain museum, Morotai memiliki tujuh landasan pesawat, Pitu Street. Landasan yang merupakan saksi sejarah hilir mudiknya pesawat tempur Amerika Serikat di Morotai.
Data yang dihimpun dari berbagai sumber, sejarah itu bermula pada September 1944, ketika Jenderal Douglas MacArthur membawa ratusan pesawat Sekutu ke Morotai. MacArthur memilih pulau itu karena posisinya sangat dekat dengan Filipina dan berada di sisi Samudera Pasifik. Dalam waktu tiga bulan Morotai menjadi pulau militer.
Sebagai pusat konsolidasi pasukan Divisi VII Angkatan Perang Amerika Serikat yang tengah menaklukkan Jepang, MacArthur memboyong 3.000 pesawat tempur sekutu, terdiri dari pesawat angkut, pengebom, dan 63 batalion tempur ke Morotai. Hasilnya, Amerika dan Sekutu berhasil melumpuhkan Jepang melalui Filipina.
"Ini sejarah yang sangat menarik. Banyak veteran perang dunia dari Amerika datang bernostalgia di Morotai. Ini merupakan potensi untuk mendatangkan wisatawan ke Morotai selain keindahan alamnya yang luar biasa," kata Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono.
Peninggalan Perang Dunia II tidak hanya landasan pacu. Di Pulau Zum Zum, dekat dengan Morotai, terdapat bungker tentara Amerika Serikat. Dulu bungker ini menjadi tempat persembunyian senjata dan tentara Amerika. Sedangkan di antara hutan mangrove terdapat gua tempat tentara Jepang bertahan.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Rizki Handayani menambahkan, wisatawan yang menyelam di sekitar Pulau Zum Zum, bisa melihat bangkai kapal selam milik tentara Jepang. Tapi jika tak bisa menyelam, Anda bisa datang ke Desa Mata Air yang letaknya tak jauh dari Pitu Street. Di mata air itu biasanya MacArthur mandi untuk membersihkan dirinya.
"Inilah Morotai, mutiara di bibir Pasifik. Sejarah kuat, alamnya luar biasa. Tak salah jika daerah ini menjadi salah satu dari 10 destinasi prioritas atau 10 Bali Baru. Berbagai atraksi akan kita terus dorong untuk semakin mengangkat daerah ini seperti halnya Festival Morotai yang masuk dalam 100 CoE Nasional. Aksesibilitas dan amenitasnya juga kita dorong bersama dengan seluruh stakeholder terkait sehingga percepatan pembangunan pariwisata di Morotai akan semakin cepat," ujar Rizki. (mul/ega)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!