Adapun ekskavasi yang dilakukan ini merupakan tindak lanjut dari ekskavasi di Situs Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Ekskavasi yang dilakukan ini kerja sama antara Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) Jakarta, BPCB Jawa Tengah, mahasiswa Arkeologi UI dan UGM. Untuk waktu ekskavasi dilangsungkan sejak 21 Agustus sampai dengan 4 September 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kapokja Pemugaran, BPCB Jawa Tengah, Eri Budiarto mengatakan, ekskavasi yang dilakukan bertujuan untuk mencari batas halaman III dan membuka petirtaan. Kemudian di bagian halaman I dan halaman II, ekskavasinya bertujuan untuk mencari jejak-jejak struktur sebelum dilakukan restorasi terhadap talud dan pagar.
"Tujuan ekskavasi ini, selain untuk mengungkap mencari batas halaman III dan membuka petirtaan, terus di bagian halaman I dan II ekskavasinya bertujuan untuk mencari jejak struktur sebelum dilakuka restorasi terhadap talud dan pagar," kata Eri kepada wartawan di sela-sela ekskavasi di Situs Liyangan, Temanggung, Selasa (27/8/2019).
"Terus bagian ketiga di atas, ekskavasi tujuanya adalah penjajakan karena di sana banyak ditemukan temuan-temuan permukaan. Kita melakukan penelitian pengalian percobaan, apakah di dalam temuan-temuan percobaan itu nanti ditemukan struktur-struktur karena di bagian atas temuan permukaan ada bagian batu yang merupakan bagian atap sebuah bangunan, makanya dicari jejaknya," ujarnya.
Baca juga: Dikira Nepal, Padahal Ini di Magelang |
Saat disinggung terkait temuan baru, katanya hanya ditemukan beberapa temuan lepas. Untuk di bagian bawah ditemukan berupa jalatwara yang diduga merupakan bagian dari petirtaan. Selain itu, ditemukan batu kemuncak diduga berasal dari candi di halaman III.
"Di bagian bawah itu berupa jalatwara lepas, kemungkinan itu bagian dari petirtaan. Dan ada, batu kemuncak yang gede, kemungkinan kemuncak dari bangunan candi yang ada di halaman III. Masih dugaan-dugaan karena bagian lainnya belum ketemu," ujarnya.
Sementara itu, Pengolah Data Cagar Budaya BPCB Jawa Tengah, Winda Arista Harimurti menambahkan, target awal ekskavasi ini untuk mencari tahu batas antara teras keempat dengan teras kelima. Untuk ekskavasi di bagian bawah untuk mencari batas halaman, kemudian di bagian atas untuk menindaklanjuti temuan talud dan temuan-temuan lepas.
![]() |
"Di bawah targetnya untuk mencari batas halaman. Kemudia yang di atas, juga ada beberapa kelompok itu memang karena sudah ada singkapan temuan seperti talud, kemudian ada temuan-temuan lepas. Kalau temuan lepas yang di atas ada indikasi bagian bangunan karena ada reliefnya," ujarnya.
Ada pun kelompok yang berada di bagian atas ini, katanya, bertugas untuk mencari struktur atau temuan tersebut karena limpasan dari daerah lain karena dulunya ada bencana.
Kemudian untuk di bagian ujung, kata dia, ekskavasi untuk mengetahui kelanjutan jalan yang ada. Hal ini diketahui setelah tanah yang menutupi dibersihkan terlihat ada bebatuan yang terdata diduga menyambung dengan jalan yang berada di kompleks situs tersebut.
(sna/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!