Roemah Kahoeripan dan Komunitas Pelestarian Pusaka Budaya Bogor meluncurkan 3 peta jelajah kota pusaka. Sebelumnya sudah ada 7 peta jelajah yang telah diluncurkan.
Dalam acara ini hadir pula Wakil Walikota Sawahlunto Zohirin Sayuti, Wakil Walikota Bogor, ahli tata kota, ahli hukum lingkungan serta ahli hukum adat dan cagar budaya. Peluncuran Peta Jelajah Pusaka yang diluncurkan adalah Kota Lama Sawahlunto, Peta Jelajah Pusaka di Kabupaten Gianyar dan Peta Jelajah Pusaka berbasis digital di 7 kota pusaka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kami concern di masalah pariwisata berbasis pelestarian. Indonesia tuh luar biasa, kenapa kita nggak concern ke warisan cagar budaya," ujar Dewi Djukardi, pendiri Komunitas Pelestari Pusaka Budaya Bogor di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Komplek Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (12/9/2019).
Roemah Kahoeripan membiayai segala kegiatan di Komunitas Pelestari Pustaka Bogor. Visi misinya adalah untuk melestarikan dan melindungi cagar budaya yang ada di Indonesia khususnya Bogor karena terletak di Kota Bogor.
Peta jelajah kota pusaka ini berbentuk brosur. Sekarang peta jelajah kota pusaka bisa didapatkan lewat play store di aplikasi Roemah Kahoeripan. Cara ini agar lebih efisien terutama untuk anak muda.
"Kenapa kita menggunalan play store, digital karena menurut saya lebih efisien, anak muda kan lebih mau," ujar Dewi.
![]() |
"Penting sekali kita memproteksi, melindungi cagar budaya kita, tidak bisa kita parsial," kata Ahli hukum Lingkungan dan Hukum Administrasi Negara, I Gusti Ayu Rachmi.
Ahli Tata Kota, Widya Wijayanti, menuturkan arsitek juga harus ikut serta dalam pelestarian budaya. Ini suatu kewajiban yang harus dilakukan arsitek. Sebagaimana yang tertera dalam kaidah dasar-kewajiban umum standar etika arsitek.
"Arsitek sebagai budayawan selalu berupaya meningkat nilai nilai budaya melalui karya. Serta wajib menghargai dan membantu pelestarian dan juga berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidupnya yang tidak semata-mata melalui teknis ekonomis tetapi juga menyertakan asas pembangunan berkelanjutan," ujar Widya.
Wakil Walikota Sawahlunto Zohirin Sayuti mengapresiasi adanya peta jelajah di Sawahlunto. Ia menuturkan sudah saatnya anak anak bangsa mengerti akan cagar budaya.
"Mungkin sudah saatnya ini kita masukan kurikulum lokal, sehingga tidak ada lagi anak-anak kita yang tidak mengerti cagar budaya. Ini peninggalan sejarah yang perlu kita selamatkan, perlu kita pelihara, yang perlu kita lestarikan. Seperti Sawahlunto yg ditetapkan sebagai warisan dunia yg ditetapkan oleh UNESCO pada 6 Juli 2019," ujar Zohirin.
(rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum