Dilansir CNN, Jumat (13/9/2019), perubahan iklim adalah penyebabnya. Akibat pemanasan global, gletser yang menutupi puncaknya terus menyusut dan para ilmuwan telah mengkonfirmasi hal itu.
Puncak selatan Gunung Kebnekaise yang tertutup gletser, yang terletak di ujung utara negara itu, tingginya sekarang hanya 2.095,6 mdpl. Itu merupakan ketinggian terendah yang pernah diukur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu kami mencurigainya, tetapi tidak pernah turun di bawah puncak lainnya. Sekarang, kami mengukurnya saat meleleh pada 3 September menggunakan teknologi GPS dengan margin kesalahan hanya beberapa sentimeter," imbuh dia.
BACA JUGA: Pemanasan Global, Jalur Pendakian di Pegunungan Alpen Hilang
Selama 50 tahun terakhir, ketinggian puncak selatan Gunung Kebnekaise telah menurun 24 meter. Itu sangat mengkhawatirkan.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dalam 10 tahun terakhir tingkat lelehnya satu meter per tahun. Bahkan hal tak terduga lainnya adalah semakin hangatnya saat musim dingin.
"Suhu di musim panas telah meningkat. Sebenarnya, mereka telah meningkat sepanjang tahun. Bahkan musim dingin sedang menghangat di sini," kata Ninis.
"Apa yang terjadi di puncak selatan Kebnekaise mewakili semua gletser di Skandinavia saat ini. Itu adalah simbol untuk pencairan gletser. Mereka semua mencair dengan sangat cepat," imbuh dia.
![]() |
Suhu semakin hangat dan gletser semakin menipis
Ada kemungkinan bahwa gletser akan ada penumpukan salju dan es selama musim dingin. Itu akan membantu puncak selatan menjadi puncak tertinggi Swedia, tapi itu hanya sementara.
"Tingkat penyusutan telah meningkat karena cuaca yang semakin hangat dan hangat. Musim dingin yang bersalju dapat menyeimbangkannya. Nasib buruk akan menimpa gletser," tambah Ninis Rosqvist.
Temperatur ekstrem musim panas kali ini mencatat rekor di Swedia, Finlandia dan Norwegia yang berada di atas Lingkaran Arktik. Serangkaian kebakaran hutan menimpa dan belum pernah terjadi sebelumnya di Swedia.
Hal itu bikin negara itu meminta bantuan dari negara lain seperti Italia yang memiliki lebih banyak sumber daya untuk memerangi kebakaran hutan. Ninis Rosqvist, yang berkantor di Stasiun Penelitian Tarfala, juga mengatakan bahwa ukuran gletser yang semakin berkurang pun terlihat jelas.
"Teman saya baru saja kembali setelah 10 tahun dan dia kaget. Angka penurunan ini lebih cepat daripada yang saya perkirakan. Tapi mungkin ini akan membantu orang menyadari bahwa kita perlu melakukan sesuatu tentang hal itu," katanya.
(msl/aff)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol