Ragam Anggapan Keliru soal Ular, Mulai dari Garam sampai Film

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ragam Anggapan Keliru soal Ular, Mulai dari Garam sampai Film

Syanti Mustika - detikTravel
Sabtu, 21 Sep 2019 08:09 WIB
Ragam Anggapan Keliru soal Ular, Mulai dari Garam sampai Film
Reticulated python/Python reticulatus atau Sanca Kembang. (Foto: Dok. Mark Kostich/iStock)
Jakarta - Viralnya "ular raksasa" berjenis piton yang turut jadi korban kebakaran hutan di Kalimantan sekaligus mengungkap adanya sejumlah anggapan keliru soal reptil itu.

Mengusir ular dengan garam, misalnya. Menurut Panji Petualang, penggiat reptil alias reptiler kondang di Indonesia, cara itu sebenarnya tidaklah ampuh. Artinya, garam tak mempan mengusir ular dan ada cara lain yang lebih jitu untuk melakukannya.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu Panji juga menuturkan sejumlah hal lain seperti anggapan bahwa ular besar juga punya gerakan cekatan, dan bisa pada ular bisa dinilai dari warna dan coraknya.

Mengingat bahwa Indonesia memiliki beragam spesies ular, apakah info-info dari Panji Petulang ini sudah kamu ketahui semua? Yuk kita simak satu per satu:




(Halaman selengkapnya: Garam bisa usir ular?)

Usir Ular dengan Garam?

Foto ular koleksi Panji Petualang. (Dok. Panji Petualang/Istimewa)
Garam seringkali dipercaya mampu mengusir ular. Bahkan saat beraktivitas di luar rumah seperti kemping, kita diminta menyebarkan garam di sekitar tenda agar ular dan serangga tidak masuk ke tenda. Benarkan garam ampuh mengusir ular?

"Mengusir ular dengan garam adalah info hoax alias tidak benar. Garam punya efek perih bagi hewan-hewan berlendir seperti siput, lintah atau cacing. Sedangkan ular bukanlah hewan yang berlendir. Jadi mengusir ular dengan garam tidaklah benar," ujar Panji.

Jika garam tidak ampuh, apakah solusinya?

"Jika kamu ingin mencegah keberadaan ular, kita bisa gunakan kapur barus atau kamper. Sebar saja itu, misalnya di sekeliling tenda. Kapur barus kan punya aroma yang khas, nah ular mendekteksi dengan penciuman. Dengan adanya aroma kapur barus ini, penciuman ular bisa terganggu dan dia menghindar," jelasnya.

Panji juga mengungkap apa yang ditakuti oleh ular. Menurutnya, salah satunya adalah hewan domestik yang dekat dengan manusia: kucing.

"Ular takut dengan kucing, karena kucing punya gerakan super cepat menghadang ular masuk ke rumah. Jadi bagi yang punya rumah dekat sungai atau kebun, pelihara saja kucing 2 atau 3 ekor," kata Panji.

(Halaman selanjutnya: Awas tertipu film)

Ular Besar Asli Tak seperti di Film

Ular Sanca Kembang. (Foto: Dok. RibeirodosSantos/iStock)
Jika kita menonton televisi atau film tentang ular-ular raksasa atau yang berukuran besar, digambarkan bahwa reptil itu bisa bergerak dengan sangat cepat. Benarkah?

"Nah ini, tidaklah benar ular besar pergerakannya cepat atau kencang. Semakin besar ukuran dan bobot ular, semakin lambanlah pergerakannya. Jadi yang digambarkan di film-film pergerakan ular sangat cepat atau kencang tidaklah benar," jelas Panji.

Selain itu ada pula anggapan ular berwarna cerah pasti sangat berbahaya karena punya bisa mematikan. Rupanya tidak otomatis begitu lho.

"Kita tidak bisa membedakan ular berbisa atau tidak dari gambaran fisiknya, seperti warna maupun tingkah lakunya. Contoh ular kobra hitam gelap dan ular tanah yang berwarna abu-abu punya bisa yang mematikan. Juga ular hijau identik dengan image berbisa, padahal ada ular hijau yang tidak berbisa," jawab Panji.

Kalau begitu, bagaimana caranya mengenali ular itu berbisa atau tidak? Kata Panji, memang sulit untuk melakukan identifikasi tersebut hanya dari melihat fisiknya tanpa mengenali lebih dalam spesies-spesies ular.

"Kita tidak bisa mengatakan ular ini berbisa atau tidak jika hanya dilihat dari segi fisik seperti warna, bentuk sisik, panjangnya saja. Dan caranya bisa mengetahuinya adalah mengetahui spesies-spesies ular ini. Namun jika dilihat secara fisiknya saja tidak bisa" lanjutnya.

(Halaman selanjutnya: Minyak mujarab anti bisa ular)

Waspada Viral Obat Anti Bisa Ular

Ular piton di Banda Aceh. (Foto: Agus Setyadi-detikcom)
Media sosial sempat heboh dengan obat yang diklaim ampuh menangkal bisa pada ular. Panji Petualang memberikan penilainnya terhadap hal tersebut.

"Baru-baru ini viral minyak anti bisa di Bali. Okelah dia mau jualan, namun bukan berarti dia bisa mengklaim obatnya ampuh menangkal gigitan ular. Yang membuat kita tidak terima itu adalah penjualnya mendemo ovatnya dengan ular hijau yang tidak berbisa," kata Panji.

"Bagaimana jika ada yang memakai minyak tersebut setelah benar-benar digit ular berbisa seperti kobra? Kita takutnya ada yang benar percaya dan mengoleskan minyak tersebut dan tidak ampuh. Resiko nyawa dipertaruhkan. Dan kita juga tidak tahu kandungan minyaknya apa kan," tambahnya.

Masih terkait kasus viral, Panji turut menyinggung kisah viral di Palangka Raya yang tentang korban gigitan ular king kobra peliharaannya. Dokter menyatakan korban sudah meninggal, tapi keluarga tak percaya.

Menganggap bahwa korban itu sekadar mati suri, pihak keluarga pun melakukan berbagai cara salah satunya dengan mendekatkannya dengan ular king cobra tersebut. Korban diyakini bisa bangkit dari mati suri jika ular itu mematuk kembali tubuh korban.

Halaman 2 dari 4
Garam seringkali dipercaya mampu mengusir ular. Bahkan saat beraktivitas di luar rumah seperti kemping, kita diminta menyebarkan garam di sekitar tenda agar ular dan serangga tidak masuk ke tenda. Benarkan garam ampuh mengusir ular?

"Mengusir ular dengan garam adalah info hoax alias tidak benar. Garam punya efek perih bagi hewan-hewan berlendir seperti siput, lintah atau cacing. Sedangkan ular bukanlah hewan yang berlendir. Jadi mengusir ular dengan garam tidaklah benar," ujar Panji.

Jika garam tidak ampuh, apakah solusinya?

"Jika kamu ingin mencegah keberadaan ular, kita bisa gunakan kapur barus atau kamper. Sebar saja itu, misalnya di sekeliling tenda. Kapur barus kan punya aroma yang khas, nah ular mendekteksi dengan penciuman. Dengan adanya aroma kapur barus ini, penciuman ular bisa terganggu dan dia menghindar," jelasnya.

Panji juga mengungkap apa yang ditakuti oleh ular. Menurutnya, salah satunya adalah hewan domestik yang dekat dengan manusia: kucing.

"Ular takut dengan kucing, karena kucing punya gerakan super cepat menghadang ular masuk ke rumah. Jadi bagi yang punya rumah dekat sungai atau kebun, pelihara saja kucing 2 atau 3 ekor," kata Panji.

(Halaman selanjutnya: Awas tertipu film)

Jika kita menonton televisi atau film tentang ular-ular raksasa atau yang berukuran besar, digambarkan bahwa reptil itu bisa bergerak dengan sangat cepat. Benarkah?

"Nah ini, tidaklah benar ular besar pergerakannya cepat atau kencang. Semakin besar ukuran dan bobot ular, semakin lambanlah pergerakannya. Jadi yang digambarkan di film-film pergerakan ular sangat cepat atau kencang tidaklah benar," jelas Panji.

Selain itu ada pula anggapan ular berwarna cerah pasti sangat berbahaya karena punya bisa mematikan. Rupanya tidak otomatis begitu lho.

"Kita tidak bisa membedakan ular berbisa atau tidak dari gambaran fisiknya, seperti warna maupun tingkah lakunya. Contoh ular kobra hitam gelap dan ular tanah yang berwarna abu-abu punya bisa yang mematikan. Juga ular hijau identik dengan image berbisa, padahal ada ular hijau yang tidak berbisa," jawab Panji.

Kalau begitu, bagaimana caranya mengenali ular itu berbisa atau tidak? Kata Panji, memang sulit untuk melakukan identifikasi tersebut hanya dari melihat fisiknya tanpa mengenali lebih dalam spesies-spesies ular.

"Kita tidak bisa mengatakan ular ini berbisa atau tidak jika hanya dilihat dari segi fisik seperti warna, bentuk sisik, panjangnya saja. Dan caranya bisa mengetahuinya adalah mengetahui spesies-spesies ular ini. Namun jika dilihat secara fisiknya saja tidak bisa" lanjutnya.

(Halaman selanjutnya: Minyak mujarab anti bisa ular)

Media sosial sempat heboh dengan obat yang diklaim ampuh menangkal bisa pada ular. Panji Petualang memberikan penilainnya terhadap hal tersebut.

"Baru-baru ini viral minyak anti bisa di Bali. Okelah dia mau jualan, namun bukan berarti dia bisa mengklaim obatnya ampuh menangkal gigitan ular. Yang membuat kita tidak terima itu adalah penjualnya mendemo ovatnya dengan ular hijau yang tidak berbisa," kata Panji.

"Bagaimana jika ada yang memakai minyak tersebut setelah benar-benar digit ular berbisa seperti kobra? Kita takutnya ada yang benar percaya dan mengoleskan minyak tersebut dan tidak ampuh. Resiko nyawa dipertaruhkan. Dan kita juga tidak tahu kandungan minyaknya apa kan," tambahnya.

Masih terkait kasus viral, Panji turut menyinggung kisah viral di Palangka Raya yang tentang korban gigitan ular king kobra peliharaannya. Dokter menyatakan korban sudah meninggal, tapi keluarga tak percaya.

Menganggap bahwa korban itu sekadar mati suri, pihak keluarga pun melakukan berbagai cara salah satunya dengan mendekatkannya dengan ular king cobra tersebut. Korban diyakini bisa bangkit dari mati suri jika ular itu mematuk kembali tubuh korban.

(sym/krs)

Hide Ads