Fotografer Travel Ini 'Terjebak' di Vietnam akibat MacBook Pro

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fotografer Travel Ini 'Terjebak' di Vietnam akibat MacBook Pro

Kris Fathoni W - detikTravel
Rabu, 02 Okt 2019 12:15 WIB
Fotografer Travel Ini Terjebak di Vietnam akibat MacBook Pro
Ilustrasi Macbook Pro. (Foto: Photo by Georgie Cobbs on Unsplash)
Jakarta - Seorang travel photographer/fotografer travel asal Inggris "terjebak" di Vietnam setelah pihak maskapai setempat tak mengizinkannya terbang bersama Apple MacBook Pro yang ia bawa.

Julian Elliott, demikian nama fotografer dalam kisah yang diwartakan oleh Independent.co.uk, ini. Ia diundang ke Vietnam oleh sebuah perusahaan travel setempat untuk memotret negara tersebut.

Untuk sampai ke Vietnam, Julian terbang dari Paris, Prancis ke Ho Chi Minh dengan membawa MacBook Pro 15 inch di bagasi kabin. Di Vietnam, ia sukses melakukan dua penerbangan domestik dengan maskapai Vietnam Airlines seraya membawa laptop tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Sebelum penerbangan pertama, dengan rute Ho Chi Minh ke Hanoi, Julian mengatakan, "Saat pemeriksaan mereka minta melihat nomor kode laptopku. Setelah memeriksa dengan saksama, mereka bilang tak ada masalah."

Hal serupa terjadi pada penerbangan domestik kedua di sana, dengan rute dari Hanoi ke Da Nang. Masalah baru hadir ketika Julian hendak melakukan perjalanan udara balik ke Eropa. Kali ini MacBook Pro 15 inch miliknya dipersoalkan.




"Pada awalnya mereka cuma bilang 'jangan nyalakan (laptop) selama penerbangan. Tapi kemudian pihak keamanan memutuskan untuk sekadar bilang 'tidak' buatku membawanya ke pesawat," ucapnya.

Julian juga sempat mendapatkan saran agar ia menitipkan laptopnya terlebih dulu ke rekan di Vietnam. Tapi Julian menolak karena ia membutuhkan MacBook Pro tersebut untuk bekerja dan bahkan memesan akomodasi perjalanan.

"Dengan pesawatku sudah mengudara, Vietnam Airlines menolak untuk mencarikanku akomodasi. Aku harus mengandalkan biro travel Vietnam yang mengundangku ke sini untuk bantu mencarikan tempat buat tinggal, yang untungnya bisa mereka lakukan," tuturnya.


(Halaman selanjutnya: Masih di Vietnam, menunggu baterai laptop diganti)

Masih Tertahan di Vietnam

Ilustrasi Macbook Pro. (Foto: Photo by Georgie Cobbs on Unsplash)
Atas kejadian tersebut, Julian tampak tidak habis pikir. Jika pun ada pelarangan terhadap laptop yang dibawanya, ia merasa mestinya harus ada komunikasi lebih baik ke para pemegang tiket.

"Tapi hal ini sama sekali tidak dilakukan sepanjang perjalananku dan selama itu pula dua kali laptopku dianggap aman untuk ikut terbang," katanya mengeluh.

Otoritas penerbangan sipil Vietnam disebutkan sudah melarang MacBook Pro 15 inch yang dijual antara September 2015-Februari 2017 untuk masuk ke dalam bagasi maupun kabin. Pelarangan berlaku buat seluruh penerbangan komersil dari dan di dalam negeri.

Pelarangan itu berkaitan dengan informasi Apple selaku produsen MacBook Pro, bahwa sejumlah unit laptop itu memiliki baterai yang bisa panas sampai berpotensi memunculkan risiko terbakar. Apple sudah menawarkan penggantian baterai buat unit terdampak.

Saat ini Julian juga sedang menunggu proses penggantian baterai pada MacBook Pro yang dimilikinya, dengan estimasi waktu bisa memakan sampai dua pekan. Apalagi komponen baterai itu kabarnya mesti diterbangkan dari Singapura.

Hal itu otomatis berimbas pada waktu tinggal Julian di Vietnam. Ia tiba dengan opsi visa on arrival dan mengingat izinnya sudah nyaris habis, ia mesti memperpanjang masa tinggal dengan tambahan 52 pound sterling (Rp 909 ribu).

Selain itu, Julian semestinya juga dijadwalkan untuk terbang ke Rumania pada tanggal 30 September ini untuk pekerjaan lain. Ia pun terpaksa menunda waktu kedatangannya.

"Ada tempat-tempat lebih buruk untuk 'terjebak' tapi saat ini aku sama sekali tak tahu apa asuransi perjalananku meng-cover hal macam ini," ujarnya.

Halaman 3 dari 2
(krs/wsw)

Hide Ads