Bali Mau Terapkan Tarif Batas Atas dan Bawah untuk Turis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bali Mau Terapkan Tarif Batas Atas dan Bawah untuk Turis

Aditya Mardiastuti - detikTravel
Rabu, 16 Okt 2019 19:45 WIB
Turis di Pantai Kuta (Gede Suardana/detikTravel)
Denpasar - Banyaknya turis nakal di Bali dinilai, salah satunya, karena pariwisata Bali terlalu murah. Oleh sebab itu, Bali berencana memberlakukan tarif batas atas dan bawah.

Salah satu yang yang jadi sorotan yaitu banyak turis backpacker alias pura-pura gila karena kehabisan ongkos saat liburan ke Bali. Gubernur Bali Wayan Koster menyebut target Bali menjadi pariwisata yang berkualitas.

"Yang berkualitas waktu kunjung ke Bali lama, dan dia berbelanja di Bali. Makanya diperketat dengan regulasi," terangnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perda tentang pariwisata pun sedang digarap dan rencananya akan dikeluarkan di bulan Desember 2019 ini. Itu nantinya akan mengatur soal pelayanan, pengelolaan, destinasi dan industri pariwisata.

FOKUS: Bali Vs Turis Gembel

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardna Sukawati (Cok Ace) ikut angkat suara. Dia menduga turis-turis nakal atau yang melakukan pelecehan di Bali marak karena harga pariwisata Bali dijual terlalu murah.

"Jebolnya kita ini kan karena kita harga murah kita memberikan ruang bagi mereka yang mempunyai kebutuhan terbatas untuk datang ke Bali. Biasanya yang terbatas ini kan biasanya level-level biasa di luar midgrade, pencopet masuk mereka semua bahkan jadi pencopet di Bali, kalau kita naikkan standarnya semua orang sekarang menyadari, rate dari Bali murah sekali," ujar Cok Ace.

Bali Mau Terapkan Tarif Batas Atas dan Bawah untuk TurisWakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardna Sukawati (Cok Ace) (Aditya Mardiastuti/detikcom)


BACA JUGA: Semoga Tidak Ada Lagi, Turis Cebok di Tempat Suci Bali

Dia menambahkan Pemprov Bali memang tengah menyiapkan infrastruktur penunjang pariwisata di Pulau Dewata. Rencananya Bali juga akan menerapkan tarif batas atas dan bawah untuk harga paket pariwisata di Pulau Dewata.

"Itu pernah kami bicarakan dulu pernah tidak disetujui, di pusat karena ini berpengaruh kepada kualitas destinasi ini diizinkan, dulu tidak diizinkan karena dulu ini dikelola kartel. Kita bahas sekarang, minimalnya berapa yang sesuai. Misalnya hotel bintang lima berapa ratenya dia, hotel bintang tiga berapa ratenya, kalau sekarang kan betul-betul persaingan ini sudah tidak sehat," terangnya.




(ams/aff)

Hide Ads