Kejadian tewas dipatok ular peliharaan kembali mewarnai dunia reptil Indonesia. Seorang remaja di Depok tewas setelah dipatok King Kobra peliharannya. Dan naas lagi, remaja ini untuk mengobati dirinya hanya menggunakan minyak angin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"King Kobra adalah salah satu ular berbisa yang mematikan di dunia. Dia bisa tumbuh hingga 6 meter. Ini menjadikan dia sebagai ular berbisa terpanjang yang mematikan di dunia," jelas Panji kepada detikcom via telepon.
King Kobra sangat mudah ditemukan dan populasinya juga banyak termasuk di Asia Tenggara. "Khususnya Indonesia populasi King Kobra sangatlah banyak dan sangat mudah ditemukan," ucap Panji.
Sebagai ular dengan bisa mematikan, King Kobra bisa membunuh gajah dewasa dalam hitungan menit saja. Efek bisanya juga amat mematikan buat manusia.
"Kandungan bisa yang mematikan di king kobra bisa mematikan gajah dewasa dalam hitungan menit saja. Sedangkan bagi manusia yang beruntung, mereka bisa bertahan dalam beberapa hari," lanjut Panji.
Panji juga menjelaskan, tidak hanya kandungan bisa saja yang kuat dari ular King Kobra. Dalam sekali gigitan, ular ini juga menyuntikkan volume bisa yang sangat banyak.
"Kenapa bisa luar king kobra mematikan? Selain bisanya kuat, ular juga mengeluarkan bisanya juga banyak. Jadi gigtannya sangat telak, bisanya beracun, dan jumlahnya juga banyak hingga cepat menyebar di tubuh mangsa," jelas Panji.
King kobra ini kian berbahaya karena, menurut Panji, serum bisa untuk ular King Kobra belum tersedia di Tanah Air. Untuk pertolongan pertama baru bisa menggunakan obat yang juga biasa dipergunakan untuk ular kobra.
"Serum anti bisa untuk King Kobra di Indonesia belum ada. Jadi pertolongan pertama yang diberikan oleh medis menggunakan obat polivalen yang hanya bisa digunakan untuk tiga jenis ular berbisa saja. Yaitu ular kobra, weling, dan ular tanah," tambah Panji.
(sym/krs)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!