Tak banyak yang bisa kami gali dari desa pedalaman di Pulau Kundur ini. Mereka tak ramah orang baru, apalagi yang membawa alat perekam atau kamera.
Seperti pengalaman yang kami hadapi ketika merekam suasana kampung. Saat itu para ibu-ibu, yang kemudian diketahui baru pulang dari bekerja di kebun sawit, langsung memarahi kami. Bahkan ada yang mau menusuk salah satu teman kami ketika tak sengaja merekam wajahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata salah satu warga, Elisna, Suku Asli yang ada di pedalaman Pulau Kundur ini menghuni 70 rumah. Mayoritas warganya beragama Kristen.
"Kami ini dari Suku Asli. Pekerjaan kami ke kebun untuk bongkar sawit. Ada sekitar 70 rumah di sini dengan mayoritas beragama Kristen," jelas Elisna.
Tentu penduduk Pulau Kundur ini adalah keberagaman yang perlu dijaga. Logat berbicara mereka layaknya orang-orang Melayu yang kebanyakan beragama Islam.
Saat di lokasi, tim kami juga melihat warga sedang menyembelih babi. Yang menyembelih babi adalah itu seorang pria, tapi Ketua RT di sana sendiri adalah wanita, yakni Elisna itu sendiri.
Kabar burung, banyak pria atau para suami meninggalkan istri Suku Asli Pulau Kundur. Tapi itu belum bisa dibuktikan secara valid.
Dalam sebuah penelitian berjudul 'PERGESERAN PERSEPSI TERHADAP PENDIDIKAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DI PULAU KUNDUR KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU' yang ditulis oleh Tika Permata Sari, Pulau Kundur memang dihuni dua suku terpencil. Dua suku itu yakni, Komunitas Adat Duano dan Mantang.
"Keberadaan masyarakat komunitas adat ini dilansir telah ada sejak tahun 1940-an dan saat ini masyarakat komunitas adat telah menempati lingkungan tepat tinggal mereka secara turun-temurun. Hingga saat ini diketahui masih banyak dari anggota masyarakat komunitas adat yang tidak menamatkan pendidikan formalnya dan banyak ditemukan anak-anak usia dini yang bekerja membantu orangtuanya," tulis Tika.
Selain dua suku di atas, terdapat berbagai suku yang mendiami Pulau Kundur. Di antaranya adalah suku asli Melayu, Minang, Bugis, Jawa, Batak, Tionghoa, dan yang lainnya.
Komunitas yang ada di Pulau Kundur yakni Duano dan Mantang merupakan masyarakat yang memiliki tempat tinggal di tepi laut Pulau Kundur dan memiliki kehidupan yang tertutup. Cara tinggal mereka berkelompok dan anggota kelompok tersebut merupakan anggota keluarga mereka. Masyarakat Duano mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil yang beragama Kristen Katolik.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(msl/krs)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!