Seperti diberitakan CNN, Selasa (19/11/2019), setidaknya ada 10 hal yang bisa dipelajari dari penerbangan terpanjang di dunia ini. Penerbangan Qantas itu memecahkan rekor dengan durasi di udara selama 19 jam dan 19 menit.
CNN jadi salah satu dari segelintir jurnalis di atas pesawat penelitian ini. Para ilmuwan mengumpulkan data tentang kesehatan penumpang dan awak kabinnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari eksperimen 'Project Sunrise' ini diharap bisa meyakinkan regulator penerbangan Australia untuk memungkinkannya mengoperasikan penerbangan jarak jauh dengan durasi lebih dari 22 jam lebih pada rute ini dan rute lainnya. Penerbangan pesawat bernomor QF7879 ini memberi wawasan tentang dunia aviasi terkini dan di masa depan.
Berikut adalah beberapa hal yang kami pelajari:
1. Di masa depan mungkin ada penerbangan dengan jarak yang sangat panjang
Richard Quest telah ikut di penerbangan Singapura ke New York, Doha ke Auckland, dan Perth ke London. Tiga penerbangan terpanjang di dunia itu membutuhkan waktu terbang lebih dari 17 jam.
Layakkah penerbangan jarak jauh itu? Itu jadi layak secara ekonomi dengan adanya pesawat baru yang lebih ringan dan hemat bahan bakar seperti A350 dan 787 Dreamliner.
Sebelum mereka muncul, pesawat seperti A340-500 dan 777LR bisa melakukan penerbangan jarak jauh, tetapi pesawatnya sangat berat dan boros BBM. 787 dapat menghemat bahan bakar 20% per kursinya dibanding 747 dan berimbas pada keuntungan.
Laba adalah insentif bagi operator agar fokus menciptakan penerbangan yang lebih panjang. Rute penerbangan baru ini menunjukkan betapa populernya mereka dan maskapai di seluruh dunia sekarang rutin menawarkan penerbangan berdurasi 15 jam, dan itu akan berlanjut.
2. Tiket pesawat lebih mahal
Jika rute London-Sydney direstui dan bisa beroperasi pada tahun 2022 atau 2023, sesuai rencana Qantas, traveler jangan berharap adanya tiket diskon. Tiketnya akan dijual dengan harga premium.
Qantas mengatakan rute London-Perth biasanya dijual dengan harga 20-30% lebih tinggi daripada tarif penerbangan lainnya. Rute ini yang paling populer dengan tingkat hunian 95%.
Tak hanya diisi pebisnis, rute ini populer dengan penumpang keluarga yang bersedia membayar ekstra. Mereka tak mau anak-anaknya kelelahan saat transit.
![]() |
3. Masih ada ruang untuk transit?
Beberapa maskapai lebih suka berhenti di suatu bandara. Di antaranya ada pula yang ingin turun di Bangkok atau Timur Tengah karena bandara di sana memiliki hotel transit, pusat kebugaran dan kolam renang.
Sejauh ini hanya Qatar yang punya rute terpanjang dengan kabin ekonomi. Singapore Airlines hanya memiliki kelas kabin bisnis dan ekonomi premium.
Dan jika Project Sunrise ada kelas ekonomi maka dimungkinkan adanya persinggahan di Singapura. Karena akan ada kursi yang lebih murah daripada melakukan 19 jam penerbangan nonstop.
4. Pentingnya langit yang bersahabat
Pesawat tak bisa bebas terbang di atas langit suatu negara. Tiap pesawat diharuskan memiliki izin melintas.
Perencanaan rute sangat penting agar penerbangan itu tetap menguntungkan. Dalam penerbangan QF7879, Qantas harus meminta izin khusus agar bisa melintas di jalur yang tidak biasa diambil pesawatnya, yakni dari Eropa barat, Polandia, Belarus, Kazakhstan, China, Filipina, dan Indonesia.
Agar mendapat izin terbang, pejabat maskapai harus datang langsung. Salah satu negara ada yang memberikan izin 36 jam sebelum keberangkatan.
Qantas pernah menerbangkan rute London-Sydney pada Juli 1989 dengan Boeing 747-400 dan membawa 23 orang. Dunia saat itu berbeda, karena masih ada Uni Soviet dan China yang tertutup. Mereka terbang di atas Yugoslavia, Turki, Oman, dan Sri Lanka.
5. Pentingnya keseimbangan
Penerbangan QF747-9 menggunakan Boeing Dreamliner baru, salah satu jet yang paling efisien di kelasnya, masih perlu mengurangi bobot kabin agar dapat melampaui batas operasionalnya. Artinya seluruh kelas ekonomi, 150 kursi di bagian belakang dibiarkan kosong, penumpang terkonsentrasi di tempat duduk premium.
Dengan bobot anya ada di bagian depan, ada lebih banyak hambatan dan mengurangi penghematan bahan bakar. Agar tetap aerodinamis, semua troli disimpan di belakang selama penerbangan London-Sydney.
6. Penerbangan jadi sangat efisien
Qantas mempertimbangkan tawaran rute komersial dari London dan New York ke Sydney, dan dapat membawa 50 penumpang dengan nyaman. Itu merupakan bukti efisiensi rekayasa pesawat modern.
Dua puluh tahun yang lalu, kabin pesawat harus dilucuti kecuali beberapa kursi dasar untuk meminimalkan berat. Tangki bahan bakarnya diisi ke titik paling tinggi dengan bahan bakar penerbangan khusus yang diimpor dari Eropa Timur.
Untuk menghemat BBM, pesawat ditarik ke landasan sebelum keberangkatan. Bandingkan dengan QF7879, tidak membutuhkan tangki bahan bakar penuh (membawa sekitar setengah BBM dari penerbangan 1989) dan furnitur kabinnya tetap ada sepenuhnya.
Di penerbangan ini konsumsi BBM dipangkas lebih jauh. Hasilnya saat mendarat di Sydney masih ada 6.300 kilogram BBM dan itu cukup untuk penerbangan satu jam 45 menit atau 15 menit lebih lama dari yang diharapkan.
![]() |
7. Tidak abai terhadap masalah lingkungan
Melihat deret demi deret tempat duduk kelas ekonomi kosong di dalam kabin QF7879 pasti pikiran tertuju pada masalah lingkungan atau perubahan iklim. Di Inggris, hujan lebat membanjiri Heathrow, dan menurut para ahli, wilayah itu akan menghadapi tantanga besar akan adanya perubahan iklim.
Ketika pesawat akan mendarat di Sydney ada asap dari kebakaran semak-semak dan itu terkait dengan perubahan iklim. Tentu saja, penerbangan seperti QF7879 memompa lebih banyak polutan ke atmosfer dan, meski Qantas mengklaimnya sebagai program lingkungan, faktanya dunia penerbangan saat ini menjadi bagian dari masalah itu sendiri.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah ini hanya sebuah pencitraan, kepedulian terhadap lingkungan, atau laba bertambah dengan hanya membakar lebih sedikit BBM?
8. Kendala jet lag
Obat atau cara mengatasi jet lag masih belum ditemukan meski usia penerbangan sudah lebih dari setengah abad. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan seperti memakai ikat kepala khusus, menyinari mata dengan cahaya biru, obat yang berefek samping.
Fakta bahwa dasar jet lag masih belum dipetakan oleh ilmuwan di kabin QF7879. Mereka berasal dari akademisi Universitas Monash Melbourne.
Sementara Qantas ingin rencananya disetujui regulator, para peneliti mengatakan bahwa temuan mereka dapat berkontribusi untuk meminimalkan dampak buruk jet lag. Kata penelity Monash, semua ini tentang cahaya, yakni lama paparan cahaya dan intensitas cahaya yang diterima oleh mata.
9. Tetapi bugar di penerbangan nonstop jarak jauh
Para penumpang pesawat QF7879 dianjurkan melakukan rutinitas kebugaran di atas kapal selama perjalanan 19 jam. Mereka melakukan Callisthenics atau kalistenik yang membantu melancarkan sirkulasi darah, meregangkan otot dan mengurangi kekakuan tubuh. Latihan itu juga mengurangi jet lag.
Ada tiga kali waktu makan di dalam penerbangan London-Sydney yang dirancang agar para penumpang bisa tidur di awal perjalanan dan membangunkan mereka kemudian. Misalnya, makan malam berat disajikan segera setelah lepas landas untuk membantu tubuh penumpang menghasilkan asam amino yang disebut triptofan, mendorong produksi serotonin dan melatonin, hormon yang mengatur pola tidur.
![]() |
10. Inovasi maskapai adalah kebutuhan
CEO Qantas Joyce bangga saat maskapainya berada di garis depan dalam inovasi penerbangan jarak jauh. Project Sunrise akan memaksa Airbus dan Boeing menyediakan pesawat yang dibutuhkan agar penerbangan itu layak dibikin secara komersial.
Lainnya, ada begitu banyak hal terjadi saat terbang selama 19 jam di ketinggian 40.000 kaki. QF7879 memecahkan rekor dan Anda bisa menyaksikan dua matahari terbit secara terpisah dalam satu perjalanan.
Siapa pun yang membeli kursi ekonomi dalam layanan London-Sydney akan mendapat ruang kaki yang lebih baik dari rata-rata kabin saat ini. Lainnya, Anda harus siap 20 jam terputus dari akses internet.
Mungkin, ke depan Qantas akan memasang Wi-Fi. Penerbangan QF7879 memecahkan rekor baik dari segi durasi dan jarak.
Tidak semua setuju karena masih belum ada tiketnya, penerbangan ini melewati jarak 17.800 kilometer dengan waktu tempuh terlama, 19 jam 19 menit. Pemegang rekor saat ini adalah layanan SQ32 Singapore Airline dari Singapura ke New York.
Rute jarak jauh lainnya yakni penerbangan 22 jam pada 2005 oleh PIA Boeing 777 dari Hong Kong ke London sejauh 21.601 kilometer. Tapi itu bisa dimasukkan ke dalam daftar ini karena sengaja mengambil jalan yang keliru dan rute ini tidak akan pernah dioperasikan secara komersial.
Halaman 2 dari 4
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!