Kisah-kisah Tragis Antara Turis dan Teman Kencan dari Tinder

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah-kisah Tragis Antara Turis dan Teman Kencan dari Tinder

Kris Fathoni W - detikTravel
Kamis, 21 Nov 2019 21:18 WIB
Kisah-kisah Tragis Antara Turis dan Teman Kencan dari Tinder
Grace Millane (Foto: BBC).
Jakarta - Baru-baru ini kisah Grace Millane, turis yang dikabarkan tewas di tangan teman kencan Tinder-nya, mencuri perhatian.

Grace, gadis 21 tahun asal Inggris, dilaporkan hilang 1 Desember tahun lalu. Saat itu ia sedang backpacker sendirian di Selandia Baru. Sepekan kemudian Grace ditemukan sudah tak bernyawa dalam koper dan terkubur di hutan sebuah pegunungan.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil otopsi mengungkap, Grace meninggal akibat tercekik saat berhubungan seks. Seorang pria telah ditangkap polisi dan kini sedang menjalani persidangan.

Kisah itu kembali mencuri perhatian setahun setelah kematian Grace karena kini pria yang didakwa membunuhnya sedang disidang. Terungkap pula kalau keduanya berjumpa lewat aplikasi pencari kencan Tinder.

Terkait itu, detikcom merangkum paling tidak dua kasus tragis yang melibatkan turis dengan teman kencannya dari Tinder. Berikut kisahnya:




(Halaman selanjutnya: Warriena Wright, turis Selandia Baru tewas di Australia)

Jatuh dari Lantai 14

Warriena Wright, turis Selandia Baru yang tewas di Australia. (Foto: Twitter)
Saat sedang liburan di Australia, Warriena Wright asal Selandia Baru janjian bertemu dengan Gable Tostee pada 7 Agustus 2014 malam. Keduanya sudah berkomunikasi lewat Tinder sepekan sebelum itu.

Mereka berjumpa di spot populer buat turis, Surfers Paradise. Kedanya lalu meninggalkan lokasi beberapa menit setelah perjumpaan tersebut. Di penghujung malam, Warriena sudah tak bernyawa setelah jatuh dari balkon apartemen Gable yang berada di lantai ke-14.

The Guardian menyebut, Gable menjadi tersangka utama pembunuhan Warriena dalam kasus tersebut. Ia menjalani persidangan atas tuduhan tersebut pada tahun 2016 di Brisbane Supreme Court.

Pada bulan Oktober di tahun yang sama, The Sun mencatat bahwa juri memutskan Gable tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan Warriena. Media yang sama mengabarkan Gable kini, beberapa tahun usai kejadian itu, bahkan sudah aktif bergabung lagi dengan Tinder walaupun dengan nama berbeda.

"Ingat Gable Tostee? Ia sekarang ada di Tinder Melbourne dengan nama Eric. Silakan simpulkan sendiri," tulis seorang pengguna Facebook dalam sebuah grup, seperti diberitakan The Sun bulan Oktober 2019.

(Halaman selanjutnya: Saki Kondo, korban mutilasi turis AS)

Mutilasi di Jepang

Saki Kondo, korban mutilasi di Jepang tahun 2018. (Foto: Twitter)
Berbeda dengan dua kisah sebelumnya, walaupun sama-sama tragis, yang menjadi korban tewas dalam kisah ini bukanlah sang turis tapi justru sebaliknya. Diberitakan Daily Mail, peristiwa ini terjadi di Jepang pada tahun 2018.

Dikisahkan, turis Amerika Serikat bernama Yevgeniy Vasilievich Bayraktar mengaku sudah membunuh warga Jepang Saki Kondo, memutilasinya, dan kemudian mencampakkan potongan-potongan tubuh korbannya ke beberapa lokasi.

Menurut laporan, Yevgeniy berjumpa Saki di Tinder ketika sedang liburan di Jepang. Kali terakhir Saki terlihat masih hidup, lewat tangkapan video keamanan, adalah ketika memasuki properti yang disewa Yevgeniy pada 15 Februari 2018.

Saki tak pernah lagi terlihat, tapi Yevgeniy justru tertangkap kamera meninggalkan properti yang disewanya itu dengan menenteng sejumlah tas. Ia ditangkap pada 22 Februari 2018 di tempat berbeda setelah Saki dilaporkan hilang.

Polisi lantas menemukan potongan kepala Saki di sebuah tas dalam sebuah penginapan di Osaka. Dari pengakuan Yevgeniy dalam investigasi kepolisian, potongan tubuh jenazah lainnya ditemukan di penjuru hutan di Shimamoto yang berjarak 40 km.

Menurut Tokyo Reporter, Yevgeniy sejatinya tak didakwa atas pembunuhan berencana karena tidak cukup bukti ia melakukannya dengan sengaja. Ia divonis penjara 8 tahun atas tuduhan penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dan tindakannya terhadap jenazah korban.

Halaman 2 dari 3
Saat sedang liburan di Australia, Warriena Wright asal Selandia Baru janjian bertemu dengan Gable Tostee pada 7 Agustus 2014 malam. Keduanya sudah berkomunikasi lewat Tinder sepekan sebelum itu.

Mereka berjumpa di spot populer buat turis, Surfers Paradise. Kedanya lalu meninggalkan lokasi beberapa menit setelah perjumpaan tersebut. Di penghujung malam, Warriena sudah tak bernyawa setelah jatuh dari balkon apartemen Gable yang berada di lantai ke-14.

The Guardian menyebut, Gable menjadi tersangka utama pembunuhan Warriena dalam kasus tersebut. Ia menjalani persidangan atas tuduhan tersebut pada tahun 2016 di Brisbane Supreme Court.

Pada bulan Oktober di tahun yang sama, The Sun mencatat bahwa juri memutskan Gable tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan Warriena. Media yang sama mengabarkan Gable kini, beberapa tahun usai kejadian itu, bahkan sudah aktif bergabung lagi dengan Tinder walaupun dengan nama berbeda.

"Ingat Gable Tostee? Ia sekarang ada di Tinder Melbourne dengan nama Eric. Silakan simpulkan sendiri," tulis seorang pengguna Facebook dalam sebuah grup, seperti diberitakan The Sun bulan Oktober 2019.

(Halaman selanjutnya: Saki Kondo, korban mutilasi turis AS)

Berbeda dengan dua kisah sebelumnya, walaupun sama-sama tragis, yang menjadi korban tewas dalam kisah ini bukanlah sang turis tapi justru sebaliknya. Diberitakan Daily Mail, peristiwa ini terjadi di Jepang pada tahun 2018.

Dikisahkan, turis Amerika Serikat bernama Yevgeniy Vasilievich Bayraktar mengaku sudah membunuh warga Jepang Saki Kondo, memutilasinya, dan kemudian mencampakkan potongan-potongan tubuh korbannya ke beberapa lokasi.

Menurut laporan, Yevgeniy berjumpa Saki di Tinder ketika sedang liburan di Jepang. Kali terakhir Saki terlihat masih hidup, lewat tangkapan video keamanan, adalah ketika memasuki properti yang disewa Yevgeniy pada 15 Februari 2018.

Saki tak pernah lagi terlihat, tapi Yevgeniy justru tertangkap kamera meninggalkan properti yang disewanya itu dengan menenteng sejumlah tas. Ia ditangkap pada 22 Februari 2018 di tempat berbeda setelah Saki dilaporkan hilang.

Polisi lantas menemukan potongan kepala Saki di sebuah tas dalam sebuah penginapan di Osaka. Dari pengakuan Yevgeniy dalam investigasi kepolisian, potongan tubuh jenazah lainnya ditemukan di penjuru hutan di Shimamoto yang berjarak 40 km.

Menurut Tokyo Reporter, Yevgeniy sejatinya tak didakwa atas pembunuhan berencana karena tidak cukup bukti ia melakukannya dengan sengaja. Ia divonis penjara 8 tahun atas tuduhan penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dan tindakannya terhadap jenazah korban.

(krs/rdy)

Hide Ads