Ketika Pencipta M Bloc Space Bicara Ekonomi Kreatif

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ketika Pencipta M Bloc Space Bicara Ekonomi Kreatif

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Selasa, 26 Nov 2019 15:45 WIB
Pencipta M Bloc Space & Filosofi Kopi, Handoko Hendroyono (Masaul/detikcom)
Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengadakan Creative Economy Review. Pembahasannya yakni mengenai kondisi ekonomi kreatif ke depan.

Sejumlah pelaku industri keatif datang, seperti pencipta M Bloc Space hingga pencipta Pasar Papringan di Temanggung. Ya, ruang publik yang mereka ciptakan viral saat ini.

Dijelaskan Wawan Rusiawan Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif bahwa produk-produknya memiliki pasar yang potensial di luar negeri. Namun, harap dia, setelah penggabungan dengan Kementerian Pariwisata diharapkan adanya produk kreatif yang melimpah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Barang-barang yang dihasilkan ekonomi kreatif ditarget ekraf ke AS dan Eropa seperti Swiss Jerman. Ada pula ASEAN. Tapi sekarang ini kita masih transisi. Nanti akan saling mengisi dan koordinasi," jelas Wawan di Balai Kartini Jakarta, Selasa (26/11/2019).

"Harapan ke depan makin masif produknya. Karena nyawa dari tempat kreatif bukan hanya bisa ditiru fisiknya saja," imbuh dia.


Membahas ekonomi kreatif memang bukan hanya produk-produk terbaru yang semakin beragam. Ada pula ruang-ruang publik terbaru yang menjadi destinasi wisata.

Menurut pencipta M Bloc Space dan Filosofi Kopi, Handoko Hendroyono, ekonomi kreatif tidak akan lepas dengan destinasi yang sangat kuat. Ini adalah tren dunia, dan kata dia, destinasi sekarang adalah destinasi kreatif.

"Ini eranya Airbnb dan turis saat ini suka tur kopi, gedung sejarah hingga art. Jadi potensi kreatif ekonomi sangat besar," jela dia.

Secara ekosistem jelas sekali, turis menyukai kuliner dan produk lainnya. Era saat ini sudah bergeser, misal ada event sneaker dan mural saja sudah bisa jadi penarik turis.

"Tantangannya menangkap perubahan ini. Sekarang sangat dinamis dan yang kreatif sangat dekat dengan pariwisata," tegas dia.

"Sulitnya menyamakan mindset dengan pemerintah atau sponsor harus segera diubah. Karena ada perubahan mindset warga lokal yang kini justru suka merek lokal," imbuh dia menerangkan kendalanya.


Sementara itu, pencipta Pasar Papringan, Singgih Susio Kartono, ingin menciptakan adanya cara pandang yang baru. Ia nggak mau masyarakat malah disorientasi di mana posisinya.

"Kita tahunya kita bergerak tp nggak tahu ke mana. Ini kesempatan Pancasila dengan nilai kegotongroyongan diperlihatkan ke dunia, semangat saling membantu untuk berkolaborasi," kata Singgih.

"Kita lihat permasalahan bareng-bareng dan bisa bantu apa. Usul saya tiap daerah punya lembaga riset dan nanti bisa tahu apa potensinya dan bagaimana strateginya dalam mengembangkan ekonomi kreatif itu," pungkas dia.





(rdy/rdy)

Hide Ads