Ada 100 Destinasi Instagramable di Sekitar Candi Borobudur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada 100 Destinasi Instagramable di Sekitar Candi Borobudur

Eko Susanto - detikTravel
Jumat, 29 Nov 2019 05:10 WIB
Sunrise dari Punthuk Setumbu (linardy/d'traveler)
Magelang - Wisata di Kabupaten Magelang bukan hanya Candi Borobudur. Nyatanya, di sekitar Candi Borobudur ada 100 destinasi Instagramable yang patut untuk dikunjungi.

Adapun dari 100 destinasi wisata yang Instagramable di sekitar Candi Borobudur, terdapat Punthuk Setumbu. Untuk Punthuk Setumbu ini menjadi lokasi traveler berburu sunrise yang ngehit di Magelang. Lokasi Punthuk Setumbu menjadi booming setelah ada film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2.

Kemudian, ada Bukit Rhema yang dikenal dengan sebutan Gereja Ayam. Lokasi destinasi wisata ini pun menjadi booming setelah menjadi salah satu lokasi syuting Film AACD 2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian ada Ketep Pass. Untuk Ketep Pass, berada di Sawangan,Kabupaten Magelang. Dari lokasi ini bisa melihat keindahan Gunung Merapi, bahkan tersedia pula Studio Merapi tentang film Merapi.

Gereja AyamGereja Ayam atau BUkit Rhema (Eko Susanto/detikcom)
Selain itu ada Candi Mendut, Museum OHD, Desa Bahasa, Omah Mbudur dan lain sebagainya. Kiranya sebagian dari 100 destinasi Instagramable yang berada di sekitar Candi Borobudur itu menarik untuk dikunjungi bagi traveler.

Itulah sekelumit destinasi wisata yang ada di sekitar Candi Borobudur dalam buku Explore Borobudur karya pasangan suami istri, Abang Erwin Hermain dan Lilly T Erwin serta dibantu penulis Ima Hardiman. Buku setebal 187 halaman ini bisa dijadikan semacam paduan bagi traveler yang ingin mengeksplor destinasi wisata di sekitar Candi Borobudur.


Dalam buku ini pun ditulis pula alamat destinasi wisata, contact person serta tiket masuk baik turis domestik maupun mancanegara. Termasuk jam buka untuk destinasi termasuk akun Instagramnya.

"Begitu kami hijrah ke Borobudur, kami terpana pada kecantikan alam dan keadaan kulturnya. Kami membuatlah buku pertama, Borobudur Surrounding. Nah setelah masa berjalan sekian tahun dari buku pertama itu, ternyata ada beberapa destinasi eksis dan beberapa yang hilang, banyak permintaan buku diupdate dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini yaitu Instagram. Kami bekerja dengan dasar Instagram dan kami datang ke lokasi, kita cek kondisinya memang eksis atau tidak apa yang diekspose itu dan hasil akhirnya ya kami tuangkan dalam buku," kata Lilly T Erwin usai launching buku Explore Borobudur di Omah Mbudur, Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (28/11/2019).

Acara peluncuran buku Acara peluncuran buku Explore Borobudur (Eko Susanto/detikcom)
Setelah dapat data, kata dia, didatangi lokasi destinasi yang ada. Buku yang disajikan ini pun sangat informatif sekali baik menyangkut alamat, contact person dan cara menuju lokasi. Bahkan buku ini bisa dijadikan panduan untuk traveler yang akan berwisata.

"Deadline akhir Oktober, lalu dicetak karena menjelang akhir tahun ini kan biasanya Borobudur dikunjungi turis domestik. Prosesnya tidak ada tiga bulan karena Instagram itu sudah ada tinggal kita edit, kita ricek mana yang betul-betul ada. Jangan sampai di Instagram itu ada bagus, indah, ternyata pada akhirnya berkurang," ujar dia.

Dalam buku ini pun dilengkapi dengan foto-foto lokasi destinasi tersebut. Untuk foto-foto yang ada difoto langsung, tapi ada juga yang mengambil dari Instagram.

"Betul (buku saku panduan wisata), hanya kita sayangkan tidak dalam dua bahasa karena banyak permintaan Bahasa Inggris. Terutama, saya pelaku wisata, banyak permintaan dari orang asing minta guide book dalam Bahasa Inggris," tutur penulis buku Wisata Borobudur itu.

Ada 100 Destinasi Instagramable di Sekitar Candi BorobudurKepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi (Eko Susanto/detikcom)
Dalam kesempatan launching hadir juga, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi. Dalam kesempatan itu ia mengatakan bahwa buku ini menjadi satu upaya untuk melihat sisi lain. Kajian Borobudur bisa dilihat dari sisi hal-hal yang sifatnya fisik dan nonfisik.

"Dengan eksplore Borobudur ini, paling tidak penuangan ide, gagasan daripada seniman, para budayawan dan pemerhati, bahkan ilmuwan untuk bisa menuangkan dan memberitahukan sebagai sebuah informasi," katanya.


Explore Borobudur, kata Sinung, masih banyak yang belum dieksplor, banyak yang belum diceritakan, masih banyak yang belum dipamerkan. Hal ini agar masyarakat makin mencintai terhadap keberadaan Borobudur.

"Saya sudah membaca sekilas resumenya adalah mengembalikan ruh semangat kecintaan kita kepada alam. Borobudur, hanya entri poin saja, jadi mengajak kepada publik, mengajak kepada pembaca untuk mencintai alam sekitarnya. Borobudur oke menjadi sebuah ikon daya tarik iya, tapi Borobudur masih ada sungai, Borobudur masih ada sawah, Borobudur masih ada alam. Mengembalikan cinta itu untuk saling berinteraksi," katanya.


(rdy/rdy)

Hide Ads