Berdasarkan press release yang diterima detikcom, Minggu (15/12/2019) Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Sudinparbud) Kabupaten Kepulauan Seribu terus mempercantik kawasan wisata yang ada di Pulau Seribu. Selain infrastrukturnya yang semakin baik, sejumlah ikon baru juga sudah terpasang.
Kepala Sudin Parbud Kepulauan Seribu, Cucu Ahmad Kurnia mengatakan, untuk menarik minat wisatawan lokal maupun luar dirinya terus mempercantik Pulau Seribu salah satunya dengan memasang ikon-ikon baru (Public Art) di sejumlah pulau tujuan wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Diketahui, sejumlah ikon baru itu ada di beberapa pulau yang memang menjadi tujuan wisata. Yang pertama adalah ikon Jiwa Samudera ukuran 3m x 3m x 4.5m di Pulau Pari.
Kedua adalah ikon Persembahan Cinta ukuran 2m x 2m x 3m di Pulau Tidung. Kemudian ikon Nyala Samudera ukuran 4m x 5.5m x 4m di Pulau Karya. Lalu ikon Derai Embun ukuran 3.5m x 3.5m x 5.5m di Pulau Pramuka.
Untuk empat ikon tersebut sebagai perencana adalah Arief Timor, Adityayoga, Agoes Salim, Nicholas Willa dan Anindyo Widito. Sementara sebagai pematung dipercayakan kepada Yani Mariani.
![]() |
Untuk empat ikon lainnya dipercayakan sebagai perencana yaitu Arief Timor, Adityayoga, Agoes Salim, Nicholas Willa dan Anindyo Widito serta untuk pematung dipercayakan kepada Agus Widodo.
Terpisah, sang kurator Benny Ronald mengatakan bahwa sebuah karya seni yang tampil atau hadir di ruang publik sebagai sebuah entitas yang mampu memberikan dan menggugah rasa bagi siapapun yang melihat ataupun berinteraksi dengannya.
"Dengan adanya seni ruang publik, banyak tempat atau spot yang semula sepi/mati/kosong menjadi memiliki nilai yang lebih dan cukup signifikan memberikan daya tarik tersendiri," ujarnya.
![]() |
Ketika kita mengabadikan kegiatan wisata dalam bentuk berfoto dengan lingkungan sekitar tempat kita berkunjung, misalnya dalam hal ini pantai di salah satu pulau di Kepulauan Seribu, rasanya akan memiliki nilai yang sama ketika kita juga mengabadikan kegiatan wisata kita saat berkunjung ke Pantai Anyer.
"Di sinilah peran sebuah karya seni ruang publik menjadi sangat penting, karena karya seni ruang publik juga akan sanggup untuk menorehkan sebuah hal yang membedakan atau memberi ciri yang khusus," ujar Benny.
Spot Selfie di Kepulauan Seribu
Apa yang menjadi selling point dari kepulauan ini pastinya juga sudah dipetakan dan dirumuskan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap majunya pariwisata di kepulauan seribu, salah satunya adalah Dinas pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
Namun, rasanya diperlukan juga sebuah program branding pulau seribu yang lebih agresif dengan mengedepankan penambahan sebuah landmark atau keindahan artificial yang bisa memberikan nilai tambah pada tiap pulaunya.
"Kebutuhan dasar manusia yang biasa mengabadikan sebuah tempat dengan berfoto yang seolah-βolah sebuah statement bawah sadar mengenai penaklukan ruang dan waktu adalah hal yang sangat lazim sekali dewasa ini. Hal ini rasanya sangat umum dilakukan dan merupakan sebuah progres aktif seiring dengan kemajuan teknologi dan gencarnya pewartaan melalui social media," tutup Benny.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol