Proyek ini diusung dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pengumuman itu sendiri dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Aula Mezanine, Gedung Juanda I Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
Konsorsium CAS mengungguli empat konsorsium lain yakni Konsorsium Komodo dengan anggota PT Angkasa Pura II (Persero), PT. Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero), City Link Indonesia dan Muhibbah Engineering). Konsorsium PT Astra Infra Perdana dan Aeroports de Paris. Konsorsium IWEG dengan anggota konsorsium Egis, Wika Gedung, Interport, dan PGN Solution. Konsorsium PT Angkasa Pura I (Persero), PT Pembangunan Perumahan (PP) (Persero), dan GVK Power and Infrastructur, Ltd.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sah! Changi Jadi Pengelola Bandara Komodo |
Budi Karya mengatakan, dengan ditetapkannya konsorsium CAS sebagai pemenang maka nantinya konsorsium tersebut akan mengembangkan serta mengoperasikan Bandara Labuan Bajo di NTT.
"Tugas investor tentu merancang, membangun, membiayai, lalu mengoperasikan juga melakukan maintenance," ungkap dia.
Kapan tepatnya Bandara Komodo akan dioperasikan oleh konsorsium itu? Presiden Direktur CAS Nurhadijono Nurjadin mengatakan, pihaknya akan mulai mengoperasikan Bandara Komodo pada pertengahan tahun 2020. Pasalnya setelah penunjukan pemenang harus menyelesaikan kontrak pendanaan dan pengoperasian.
"Kurang lebih 6 bulan (lagi), tapi nunggu kontrak selesai," katanya.
Sebelum ini, Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium. Labuan Bajo sendiri merupakan bagian dari 5 Destinasi Super Prioritas. Pembangunan pariwisata di sana bakal dikebut dan dimaksimalkan supaya membuat turis nyaman dan jadi ladang devisa besar untuk negara.
Sehubungan hal itu, muncul pula kerisauan dalam benak warga lokal di wilayah Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Mereka khawatir jika tempat wisata itu dijadikan super premium, turis yang datang malah jadi lebih sedikit.
Dalam sebuah kesempatan pada awal bulan ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama pun berusaha meredam kerisauan tersebut. Ia minta masyarakat harus melihat strategi dan rencana pemerintah secara utuh.
"Yang pasti tujuan dijadikannya Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium adalah untuk kesejahteraan masyarakat, devisa negara, dan untuk menjaga alam," ucapnya.
(krs/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol