Kota itu bernama Kafr Nabl, yang berada di Suriah. Dilansir detikcom dari BBC, kota ini sejatinya adalah tempat tinggal bagi 40 ribu orang. Tapi kini, hanya 100-an orang saja yang tersisa.
Sebabnya, Kota Kafr Nabl sudah berbulan-bulan dibom oleh pasukan ISIS. Penduduknya banyak yang meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Penduduk di Kafr Nabl hidup dalam ketakutan. Mereka sering kali berlindung cepat, ketika mendengar kendaraan lewat atau pesawat yang melintas. Tak terkecuali salah seorang laki-laki asli sana, Salah Jaar.
Salah tidak sendirian. Di dekatnya, ada sekitar belasan kucing. Salah mengelus kucing itu dan si kucing terlihat nyaman di pangkuannya.
"Sangat menghibur ketika bersama kucing-kucing ini. Mereka membuat pemboman, pembongkaran, dan penderitaan jauh lebih tidak menakutkan," lirih Salah.
![]() |
Di jalanan kotanya, selain pemandangan bangunan yang hancur, juga terlihat banyak kucing yang berkeliaran. Ya, kota ini sudah lebih banyak kucingnya dibanding manusianya.
"Beberapa dari kami juga ada yang pergi meninggalkan kota untuk menyelamatkan diri. Sekarang, hanya tersisa kucing-kucing saja," kata Salah menjelaskan.
Menurut Salah, kucing-kucing pun ikut pada orang-orang yang bersembunyi. Masyarakat Kota Kafr Nabl, menerima hewan-hewan itu dengan senang hati.
"Kucing membutuhkan seseorang untuk merawat mereka. Jadi, mereka mengikuti kami dan satu rumah kini mempunyai 15 kucing bahkan lebih," ujarnya.
![]() |
BACA JUGA: Inilah Kucing yang Punya Jenggot |
Salah mengaku bahagia tinggal bersama kucing-kucing di rumahnya. Ketika dirinya bersedih, dia akan bermain dengan kucing-kucing yang banyak jumlahnya.
"Setiap kali saya makan, saya akan makan bersama mereka. Entah itu sayuran, mie atau bahkan roti kering. Dalam situasi seperti ini, kita merasa adalah mahluk yang lemah dan harus saling membantu sesama. Termasuk kepada kucing-kucing di sini," paparnya.
Hingga kini, Suriah masih berkecamuk. Salah tidak hanya takut akan kehilangan nyawa atau keluarganya yang bisa jadi korban perang. Dia pun memikirkan, bagaimana nasib kucing-kucing di kotanya.
"Kami telah berbagi saat-saat indah, kegembiraan, ketakutan, dan rasa sakit. Kucing adalah bagian dari hidup kami," pungkasnya.
![]() |
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum