Curah hujan tinggi yang berakibat banjir bandang di sejumlah wilayah Indonesia di awal Tahun Baru 2020 mengundang reaksi dari sejumlah negara tetangga. Australia misalnya, mengeluarkan travel advice bagi warganya yang ingin berkunjung ke Indonesia seperti diinfokan dalam situs website smartraveller.gov.au yang dikelola Department of Foreign Affairs and Trade Australia.
"Sejak 31 Desember 2019 telah terjadi hujan deras dan banjir di sejumlah provinsi, berakibat pada luka dan kematian. Diperkirakan ada gangguan transportasi dan mohon ikuti imbauan dari otoritas lokal," bunyi imbauan di situs tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Australia, Amerika melalui Kedubesnya di Jakarta mengeluarkan imbauan serupa per tanggal 6 Januari 2020 (Senin) soal prakiraan hujan ekstrem di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) lewat weather alert atau peringatan dini.
Menanggapi kabar tersebut, Menparekraf Wishnutama melihat fenomena itu sebagai tantangan pariwisata yang mau tak mau harus dihadapi. Tantangannya adalah bagaimana mengubah travel advice itu kembali ke posisi aman.
"Tantangan pariwisata indonesia itu kondisi travel advice kita selalu kondisi yang bukan hijau selalu dalam kuning, kita buka travel site-nya US, Australia kita selalu posisi kuning. Sebelum banjir pun kuning, bagaimana kita memperjuangkan supaya itu kembali hijau," pungkas Wishnutama di Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Rabu (8/1/2020).
Wishnutama pun membandingkan kondisi Indonesia dengan negara tetangga seperti Thailand. Dikatakan oleh Wishnutama, setiap orang ingin liburan dengan rasa aman.
"Sementara tetangga-tetangga kita seperti Vietnam, Thailand, posisinya hijau dan kalau kita mau berlibur ya kan sama orang yang kita sayangi, pasti mau ke tempat yang safe, yang aman," tutur Wishnutama.
Berkaca dari hal itu, Wishnutama menegaskan bahwa pariwisata tak hanya soal infrastruktur atau destinasi wisata semata. Ada hal lain yang tak kalah penting untuk menarik wisatawan.
"Jadi pariwisata tak melulu bangun infrastruktur bangun event tapi juga menciptakan rasa aman. Safety dan security itu penting dan itu bukan pekerjaan yang ringan karena harus dengan berbagai pihak," tutup Wishnutama.
Secara tingkatan, travel advice dikeluarkan oleh suatu negara sebagai imbauan bagi warga negaranya yang ingin bepergian ke negara tertentu. Namun, tingkatannya belum seekstrem travel warning yang bersifat larangan.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!