TRAVEL NEWS
'Sampai Nungging pun Takkan Dapat Gambar Gunung Dekat Borobudur'

Candi Borobudur sedang jadi pusat perhatian. Kali ini bukan karena keindahan dan kemegahannya, tapi keberadaan gunung lancip di belakangnya dalam sebuah foto.
Hal itu berawal setelah akun resmi Kemenparekraf, @indtravel, mengunggah sebuah foto dari Candi Borobudur. Foto tersebut langsung viral karena keberadaan sebuah gunung lancip di belakangnya.
Diketahui bahwa foto tersebut awalnya unggahan dari fotografer bule dengan nama akun @jerre_stead. Foto Candi Borobudur lantas di-repost oleh akun Kemenparekraf dengan bukti video drone dari sang fotografer.
Namun, dunia maya heboh. Tak sedikit yang merasa janggal dengan foto drone itu, khususnya keberadaan gunung tinggi menjulang yang lancip di latar Borobudur. Muncul dugaan mengenai adanya olah digital dalam foto itu.
Postingan tersebut juga ikut menarik perhatian fotografer kondang ArbainRambey. Ia pun memberikan cuitan menohok.
"Sampek nungging pun, gak akan dapat gambar gunung dekat Borobudur," cuit Arbain.
Di cuitan selanjutnya, Arbain pun memposting foto Borobudur asli dengan yang viral saat ini. detikcom kemudian berusaha menghubungi Arbain. Ia menyebut bahwa olah digital pada fotografi sebenarnya sah-sah saja.
"Tidak ada aturan dalam olah digital foto. Kalau ada aturan siapa yang berhak ngatur? Terus kalau melanggar hukumannya apa?" ujar Arbain dalam percakapan dengan detikcom.
Arbain juga menambahkan bahwa olah digital foto seperti unggahan Kemenparekraf tersebut biasa terjadi. Tetapi Arbain menyayangkan editan foto yang viral tersebut.
"Aku cuma mau bilang itu palsu," jelas Arbain.
Netizen sendiri ramai membahas soal teori olahan digital yang harusnya digunakan dalam praktek promosi wisata. Tak sedikit yang kecewa soal editan gunung lancip di latar Candi Borobudur. Arbain sendiri memandangnya bagaimana?
"Teori apa? Olah ya olah, enggak ada larangan mengolah. Yang dilarang adalah menyebarkan berita palsu. Masalahnya sejauh apa sebuah foto dianggap informasi vital?" pungkas Arbain.
Menurut Arbain, dalam dunia jurnalistik tak ada larangan dalam mengolah foto. Yang ada hanyalah keberanian untuk melakukannya karena hal tersebut berkaitan dengan harga diri media.
Lantas, bagaimana jika foto terduga olahan digital untuk promosi wisata itu dimunculkan oleh akun resmi seperti Kemenparekraf?
"Kembali ke mutu media yang menyiarkan, dia enggak peduli dengan harga diri atau bisa juga karena editornya lugu. Dia enggak ngerti kalau foto itu palsu," tambah Arbain.
"Kurang wawasan (lugu) dan merasa itu ok-ok saja adalah dua hal yang membuat seorang editor kecolongan. Buktinya dihapuskan (postingan asli fotografer-red)," lanjut Arbain.
Sejauh ini pembahasan soal gunung lancip di foto Borobudur itu masih ramai dibahas netizen. Tak sedikit pula yang menerka-nerka identitas gunung lancip tersebut. Apalagi, mengutip lagi cuitan Arbain Rambey, "sampai nungging pun tak akan ada pemandangan gunung dekat Borobudur" seperti dalam foto tersebut.
Simak Video "Pengunjung Pertama Candi Borobudur Tahun 2023 Disambut Dua Gajah Cantik"
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/krs)