Cerita Warga Arab Saudi di China: Kayak Kuburan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Warga Arab Saudi di China: Kayak Kuburan

Bonauli - detikTravel
Selasa, 04 Feb 2020 23:28 WIB
Shoppers wearing face masks look for groceries with many empty shelves at a supermarket in Wuhan in central Chinas Hubei province, Saturday, Jan. 25, 2020. The virus-hit Chinese city of Wuhan, already on lockdown, banned most vehicle use downtown and Hong Kong said it would close schools for two weeks as authorities scrambled Saturday to stop the spread of an illness that is known to have infected more than 1,200 people and killed 41, according to officials. (Chinatopix via AP)
Ilustrasi Kota Wuhan (Chinatopix via AP)
Jakarta - Penyebaran virus corona masih jadi pemberitaan hangat internasional. Beginilah cerita dari warga Arab Saudi yang tinggal di China.

Qassem Ali Al-Samiti adalah seorang pelajar Arab Saudi yang melanjutkan pendidikan di China. Qassem sudah tinggal di China selam 8 tahun untuk meraih gelar magister di bidang Pariwisata dan Manajemen Hotel.

Diintip detikcom dari media Arab News, Selasa (4/2/2020) Qassem tinggal di Chengdu, provinsi Sinchuan, China. Setelah ada kebijakan penutupan beberapa wilayah, penampakan kota-kota China jadi suram.

Hal ini diakui oleh Qassem.

"Situasinya benar-benar suram, seperti kuburan saat itu. Perjalanan ke dan dari kota tempat virus pertama kali terdeteksi telah dilarang,"ujar Qassem.

Qassem juga melanjutkan bahwa pemerintah China masih bekerja keras untuk mencegah penyebaran virus dengan lebih lanjut. Seperti negara lain, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pun mengambil tindakan.

Kemenlu Arab Saudi mendesak warganya untuk pulan kampung sebagai langkah pencegahan. Warga negara Arab di China serempak mendapatkan email dari Kemenlu untuk segera dievakuasi.



Ada yang kembali pulang, namun Qassem tidak berniat untuk kembali ke Arab Saudi. Qassem tetap percaya bahwa ini hanya sementara.

"Saya percaya pada pemerintah China dan kapasitas kader medis untuk memberantas penyakit menular ini," ungkap Qassem.

Pemerintah China memang mendesak warga negara asing dan lokal untuk tetap berada di sana sampai ditemukannya obat ini. Langkah ini dinilai meminimalisir penyebaran virus corona dengan lebih luas.


(bnl/bnl)

Hide Ads