Penemuan Kapal Raib di Segitiga Bermuda-Taman Cantik Purbalingga

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Populer Sepekan

Penemuan Kapal Raib di Segitiga Bermuda-Taman Cantik Purbalingga

Tim detikcom - detikTravel
Sabtu, 08 Feb 2020 12:20 WIB
Michael C Barnette on the wreck of the SS Cotopaxi searching for clues.
Penemuan kapal hilang di Segitiga Bermuda (Foto: Science Channel)
Jakarta -

Inilah artikel paling populer di detikTravel selama sepekan. Ada pembahasan mengenai kapal raib di Segitiga Bermuda hingga taman di Purbalingga.

Nyaris seabad lalu, sebuah kapal dinyatakan hilang di segitiga bermuda. Baru 95 tahun berselang kapal yang membawa 35 penumpang itu ditemukan.

Dilansir Travel+Leisure, New York Post, dan berbagai sumber, seorang penjelajah dan arkeolog bawah air menemukan bangkai kapal SS Cotopaxi yang hilang pada tahun 1925. Lokasinya di sekitar 35 mil laut dari pantai St. Augustine.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 29 November 1925, kapal SS Cotopaxi meninggalkan pelabuhan Charleston menuju Havana, Kuba. Namun kapal ini tiba-tiba menghilang secara misterius saat melewati Segitiga Bermuda. Mayat 32 penumpang kapal pun tidak pernah ditemukan, termasuk kapal ini.

Sekitar 35 tahun lalu, penyelam sebenarnya sudah menemukan bangkai kapal di lepas pantai St. Augustine. Mereka menyebutnya sebagai 'Bear Wreck', karena saat itu tidak diketahui identitasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam sebuah pernyataan, Science Channel menjelaskan bahwa ahli biologi kelautan dan penjelajah bawah air, Michael Barnette menghubungi sejarawan Inggris, Guy Walters untuk menemukan kapal misterius itu.

"Walters menyisir catatan kapal di arsip Llyod's of London yang merupakan pialang asuransi untuk SS Cotopaxi, di sana, dia menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui tentang perjalanan SS Cotopaxi. Kapal telah mengirimkan sinyal marabahaya nirkabel dan posisinya pada 1 Desember 1925, dua hari setelah meninggalkan Charleston," Science Channel menjelaskan.

Berbekal informasi baru dan bekerja sama dengan penyelam bernama Al Perkins dan para ahli dari St Augustine Lighthouse dan Museum Maritim, para peneliti menyadari bahwa 'Bear Wreck' sebenarnya adalah Cotopaxi.

Douglas Myers, cucu dari kapten Cotopaxi saat itu, Kaptem Willian J Myers juga membagikan informasi ini. Douglas yang bertempat tinggal di Long Island sepakat bahwa tim akhirnya dapat menemukan kapal kakeknya yang hilang selama hampir 100 tahun, menurut Sains Channel.

Segitiga Bermuda telah lama diperbincangkan banyak orang karena banyaknya kapal yang tenggelam di perairan itu. Membentang di bagian barat Atlantik Utara antara Florida, Puerto Rico dan Bermuda. Banyak pula orang yang menyebut tempat ini 'Daerah Setan' karena lebih dari 1000 nyawa dalam 100 tahu terakhir terenggut di tempat ini, dilansir dari News Australia.

Penemuan Kapal Raib di segitiga Bermuda-Taman Cantik PurbalinggaTaman Wisata Pendidikan Purbasari (Foto: Arbi Anugrah)

Yang kedua adalah Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuran Mas. Jadi, Kabupaten Purbalingga tak hanya dikenal sebagai kota kelahiran Jenderal Sudirman saja ya.

Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuran Mas terletak di Desa Purbayasa, Pada Ara, Purbalingga, Jawa Tengah. Menjadi salah satu Ikon Wisata kota Purbalingga, cukup membayar tiket sebesar Rp 20 ribu kita sudah bisa mendapatkan banyak ilmu baru di sini.

Tempat wisata yang pernah menjadi pemenang Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2018 dari Kementerian Pariwisata ini selalu ramai dikunjungi. Ada banyak wahana tersedia, sebut saja Toyoshuka Planet Aquarium, yang bisa disebut sebagai Sea World nya Purbalingga, di sini pengunjung bisa melihat berbagai macam jenis ikan. Bahkan ada ikan yang langsung didatangkan dari Sungai Amazon.

Penemuan Kapal Raib di segitiga Bermuda-Taman Cantik PurbalinggaIlustrasi virus Corona (Foto: Antara Foto)

Lalu, yang terakhir adalah tentang wabah virus corona. Penyebaran virus Corona masih jadi pemberitaan hangat internasional. Beginilah cerita dari warga Arab Saudi yang tinggal di China.

Qassem Ali Al-Samiti adalah seorang pelajar Arab Saudi yang melanjutkan pendidikan di China. Qassem sudah tinggal di China selam 8 tahun untuk meraih gelar magister di bidang Pariwisata dan Manajemen Hotel.

Diintip detikcom dari media Arab News, Qassem tinggal di Chengdu, provinsi Sinchuan, China. Setelah ada kebijakan penutupan beberapa wilayah, penampakan kota-kota China jadi suram.

"Situasinya benar-benar suram, seperti kuburan saat itu. Perjalanan ke dan dari kota tempat virus pertama kali terdeteksi telah dilarang,"ujar Qassem.

Qassem juga melanjutkan bahwa pemerintah China masih bekerja keras untuk mencegah penyebaran virus dengan lebih lanjut. Seperti negara lain, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pun mengambil tindakan.

Kemenlu Arab Saudi mendesak warganya untuk pulan kampung sebagai langkah pencegahan. Warga negara Arab di China serempak mendapatkan email dari Kemenlu untuk segera dievakuasi.

Halaman 2 dari 3
(msl/msl)

Hide Ads