Virus Corona mulai menghantam industri pariwisata Bali setelah turis China tidak bisa keluar-masuk. Menteri BUMN, Erick Thohir, menilai periode ini menjadi saat yang tepat untuk percepatan membangun infrastruktur.
Pariwisata Bali tak bisa menambah jumlah turis dari China sejak 5 Februari. Itu setelah pemerintah menutup penerbangan dari dan ke China.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick justru melihat ada keuntungan yang dimiliki Bali dengan situasi itu. Dia bilang ini menjadi saat yang tepat untuk menggenjot pembangunan insfrastruktur di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erick memprediksi setelah ancaman Corona berakhir Bali akan kembali dipadati wisatawan. Tak hanya wisatawan China, tapi juga wisatawan dari berbagai negara akan datang ke Indonesia. Lagipula, kata Erick, infrastruktur di Bali sebagai pusat wisata Indonesia masih kurang.
"Dan tentu poin nomor dua kembali sudah saatnya karena Bali ini merupakan jantung daripada turis di Indonesia infrastruktur mohon maaf masih tertinggal karena itu kita adakan percepatan," kata Erick kepada wartawan saat meninjau tempat Pemelastian umat Hindu di Kawasan Pelindo III Benoa, Jumat (14/2/2020).
"Dengan kondisi sekarang yang sedang terjadi di dunia yaitu virus Corona itu kan kesempatan membangun, karena pasti tiga sampai empat bulan ke depan ada industri turis akan menurun. Nah daripada kita diam-diam justru kita harus percepat," Erick menjelaskan.
Sementara itu, Erick juga ingin pendukung faktor ekonomi Indonesia tidak hanya berasal turis. Namun faktor yang lain, seperti arus logistik.
"Ada turis tapi juga ada faktor pendukung ekonomi lain seperti peti kemas dan lain lain tetap ada jadi tidak bisa hanya turis saja dan di sinilah saya mau juga sesuai diskusi dengan teman-teman dari komisi VI dan tentu direksi Pelindo," Erick menambahkan.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum