Jakarta -
Amankah naik kapal pesiar saat virus Corona mewabah seperti sekarang? Mari kita belajar dari kasus Diamond Princess yang hingga kini dikarantina di Yokohama, Jepang.
Dilansir CNN, industri pelayaran berada dalam pengawasan yang ketat. Penumpang di seluruh dunia khawatir akan kejadian di atas.
Terbaru, kapal pesiar Westerdam yang dioperasikan Holland America Line berulang kali ditolak meskipun tidak ada kasus virus Corona di deknya. Ada empat negara di Asia yang menolaknya bersandar, 1.455 penumpang terus berlayar hingga akhirnya berlabuh di Kamboja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi tersebut bikin beberapa operator kapal pesiar membatalkan pelayaran di wilayah Asia. Mereka mengajukan destinasi lainnya.
"Saya pikir ada risiko yang sangat rendah terkena virus Corona di kapal pesiar," kata Dr. John Lynch, spesialisis penyakit menular dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington.
Sebagian besar kasus berpusat di sekitar Provinsi Hubei, China. Di sana ada upaya penyaringan besar-besaran untuk membendung penyebaran virus, kata Lynch.
Kekhawatiran harus melihat fakta bahwa operator kapal pesiar juga memperhatikan dengan seksama dari mana penumpang datang dan menanggapi ancaman virus Corona dengan sangat serius.
Kapal pesiar Westerdam di Kamboja (Foto: AP Photo/Heng Sinith) |
"Aku tidak akan ragu untuk naik kapal pesiar, jika itu yang ingin kamu lakukan," kata Lynch.
Salah satu redaktur Cruise Critic juga menyatakan hal serupa. Ia tak ragu untuk naik kapal pesiar meski ada wabah virus Corona.
"Hanya ada satu kapal di luar sana yang dijangkiti virus Corona. Adalah Diamond Princess dan itu sedang dikarantina di Jepang sekarang," kata Chris Gray Faust, managing editor Cruise Critic.
Cruise Lines International Association (CLIA), organisasi industri pelayaran terbesar di dunia, memiliki 55 jalur pelayaran dengan sekitar 280 kapal pesiar jadi anggotanya. Organisasi ini telah merilis peningkatan protokol untuk anggotanya dalam menanggapi virus Corona.
"Anggota CLIA akan menolak penumpang dari dan telah mengunjungi atau transit di China, termasuk Hong Kong dan Macau, dalam waktu 14 hari sebelum keberangkatan kapal," bunyi salah satu pedoman.
Penumpang juga akan ditolak masuk ke dek jika telah melakukan kontak dengan orang terduga positif Corona. Masing-masing kapal pesiar juga memiliki dan penyaringan sendiri untuk mencegah virus itu masuk.
Gray Faust menyarankan penumpang kapal pesiar untuk meningkatkan asuransi liburannya. Dan, ia menyarankan untuk memasukkan perlindungan ekstra.
Angel Wilson, konsultan perjalanan di Dream Journeys memiliki rencana liburan musim semi di Jepang dengan ibu dan putrinya. Ia berencana berlayar di atas kapal pesiar Diamond Princess, kapal yang dikarantina di Yokohama, Jepang.
Wilson berharap pelayarannya 24 Maret berjalan sesuai jadwal, dan mengatakan dia tidak khawatir naik kapal yang telah dikarantina. Dia percaya pihak operator telah membersihkannya.
Meski kapal pesiar Diamond Princess tak bisa keluar dari Pelabuhan Yokohama tepat waktu, Wilson akan tetap ke Jepang. Mereka akan berlibur di darat.
Sekali lagi yang perlu diperhatikan saat Anda merasa ragu tentang keberadaan virus Corona, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan. Hal ini tak hanya berlaku jika plesir menggunakan kapal pesiar, melainkan semua transportasi massal.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan