CFM di kaldera Gunung Bromo yang ada di Probolinggo, Jawa Timur diberlakukan mulai 24 Januari hingga 24 Februari 2020. Kini, kendaraan boleh masuk ke kawasan lautan pasir Bromo lagi.
Geliat aktivitas wisatawan di Gunung Bromo pun mulai nampak di beberapa titik obyek wisata setempat.
Kepala Resor Lautan Pasir, Wilayah 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Subur Handoyo, mengatakan saat diberlakukan CFM geliat sektor pariwisata di obyek wisata Gunung Bromo mengalami penurunan. Rata-rata pengunjung yang datang hanya wisatawan domestik.
Baca juga: Dampak CFD Bromo, Ojek Kuda Kebanjiran Job |
Penurunan pelancong itu mencapai sekitar 70 - 80 persen, dibandingkan dengan bulan pada biasanya. Selain itu, penurunan wisatawan juga disebabkan oleh bulan "low season".
"Memang ada penurunan kunjungan wisatawan ke Bromo, namun sudah berangsur normal. Pengunjung sudah mulai memadati Bromo," ujar dia.
Sementara itu, pengunjung asal Lampung, Yoga, mengaku senang berlibur di Bromo setelah dicabutnya CFM. Dia bisa melintasi lautan pasir di kaldera Gunung Bromo dengan jeep.
Yoga berlibur ke Bromo bersama teman-teman sekolahnya untuk mengisi liburan.
"Senang liburan di Bromo, udara makin sejuk. Pemandangannya juga masih bagus, keren pokoknya buat foto-foto," ujar Yoga.
CFM di Bromo itu dilakukan untuk memulihkan lingkungan alam Bromo, juga menghormati warga lokal yakni Suku Tengger yang tengah menjalankan ritual "Wulan Kapitu" atau bulan suci.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba