Layaknya negara maju di Eropa, Luxemburg memiliki masalah kemacetan yang parah. Pada tahun 2016, negara ini memiliki 662 mobil per 1.000 orang. Macet parah tak terelakkan. Saking macetnya, menurut laporan 2017 oleh Kementerian Pembangunan Berkelanjutan dan Infrastruktur, pengemudi di Kota Luxemburg menghabiskan rata-rata 33 jam dalam kemacetan lalu lintas.
Baca juga: Mengulik Sejarah Kastil Vianden di Luxemburg |
Sebagai salah satu negara terkaya di Eropa, Luxemburg membuat kebijakan baru. Pada tanggal 1 Maret 2020, semua angkutan umum, berupa kereta api, trem, dan bus bisa ditumpangi gratis. Pemerintah berharap langkah baru ini sebagai solusi dari kemacetan parah yang mereka rasakan. Lagi pula, pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dinilai baik untuk lingkungan.
Dari segi pariwisata, ini akan sangat menguntungkan turis. Luxemburg sendiri menjadi destinasi favorit bagi mereka yang doyan backpakeran.
Selain jadi tempat wisata, Luxemburg juga terkenal sebagai tempat bekerja. Berada di antara Belgia, Prancis dan Jerman, Luxemburg bisa dijangkau dengan mobil hanya dalam waktu setengah jam saja.
Biaya perumahan yang tak murah juga menjadi salah satu faktor, mengapa semua yang bekerja di negara ini lebih menyukai sistem PP atau pulang pergi. Setiap tahunnya, transportasi umum menghasilkan sekitar USD 46 juta dari penjualan tiket. Sedangkan Luxemburg menggelontorkan dana USD 562 juta untuk membiayai sistem transportasi per tahunnya.
"Negara saat ini dalam kondisi sangat baik. Kami, pemerintah, ingin rakyat mendapat manfaat dari ekonomi yang baik," kata Dany Frank, juru bicara Kementerian Mobilitas dan Pekerjaan Umum.
Namun gratisnya transportasi publik juga memberikan rasa khawatir pada perubahan kehidupan masyarakat. Menurut Geoffrey Caruso, seorang profesor di Universitas Luxembourg dan Institut Penelitian Sosial Ekonomi Luxembourg mengatakan prihatin bahwa transportasi publik gratis mungkin bisa mengubah kebiasaan baik orang yang hobi jalan kaki atau bersepeda.
"Daripada berjalan 500 meter, Anda melihat bus datang dan Anda berkata, 'Saya (bisa) naik dan bepergian sejauh 500 meter karena gratis,'" katanya. Demikian seperti dikutip detikcom dari CNN.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum