Industri penerbangan dibayangi badai PHK setelah virus Corona mewabah. Jumlah penumpang anjlok, bahkan sejumlah rute sengaja ditutup.
Wabah Corona yang dimulai sejak Januari 2020 berimbas cukup besar kepada industri penerbangan. Dengan meluasnya penyebaran virus Corona, pembatasan rute makin ketat.
Sejumlah maskapai pun bahkan turut menyetop penerbangan. Di antaranya AirAsia dan Emirates pamit dari Indonesia untuk sementara. Penyedia sistem distribusi global (Global Distribution System) bernama Cirium mencatat sekitar 800 pesawat parkir di hanggar karena minimnya operasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbasnya, sejumlah maskapai penerbangan telah merumahkan pegawainya. Baik pilot, awak kabin, teknisi dan karyawan pendukung lainnya.
Pemerhati Penerbangan, Gerry Soejatman, menilai jika virus Corona berkepanjangan maka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di industri penerbangan menjadi nyata.
"Jelas (PHK di industri penerbangan menjadi nyata). Kalau wabah ini berkepanjangan, ya PHK tidak bisa dihindari," ujar Gerry kepada detikcom, Minggu (29/3/2020).
Dia bilang dampak virus corona ke industri penerbangan sangat luar biasa. Bahkan, dampaknya belum pernah terjadi sebelumnya bagi industri penerbangan di seluruh dunia.
"(Dampak) wabah ini memang luar biasa dan unprecedented (belum pernah terjadi sebelumnya) bagi industri ini di seluruh dunia," kata dia.
Industri penerbangan di Indonesia dinilai sudah merasakan dampaknya sejak virus corona baru muncul di Wuhan, China, yaitu awal tahun 2020.
"Dari awal tahun booking menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya akibat wabah ini," kata Gerry.
Sementara itu, Asosiasi maskapai Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menyebut sejauh inni belum ada PH) karyawan pada maskapai penerbangan nasional. Hanya saja, sebagian karyawan diistirahatkan.
"Belum (ada PHK), yang sekarang ini ada beberapa maskapai yang merumahkan karena kegiatan operasinya kan menurun. Kalau dilihat banyak pesawat-pesawat parkir di airport, pesawat parkir itu pasti akan sangat tidak efektif bagi perusahaan jika (karyawan) masih harus hadir ke kantor," ujar Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja.
Karyawan yang diistirahatkan itu ialah mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi maskapai. Di antaranya, mekanik pesawat, pilot, hingga pramugari.
"Kalau kegiatan operasionalnya turun, yang akan banyak berkurang aktivitasnya adalah karyawan yang berada di daerah operasional seperti pilot, engineer, pramugari dan kru yang lainnya. Itu kan kalau pesawatnya berhenti berarti mereka ikut (berhenti)," ujar dia.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol