Pelaksanaan ibadah haji kini banyak dipertanyakan oleh umat islam. Menteri Arab Saudi mengingatkan agar umat Islam tidak melakukan kontrak ibadah haji sebelum situasi aman.
Dilansir Aljazeera, Rabu (1/4/2020), Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi meminta muslim untuk menunggu sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang wabah virus Corona sebelum berencana melakukan ibadah haji. Banyaknya peziarah dari seluruh dunia akan mengkhawatirkan karena penyebaran virus Corona yang begitu cepat.
Pada awal bulan Maret, Arab Saudi telah menangguhkan umrah karena khawatir penyebaran virus sampai ke kota suci. Langkah ini belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 2,5 juta peziarah dari seluruh dunia berduyun-duyun ke kota Mekah dan Madinah pada tahun 2019. Ini adalah pendapatan yang signifikan bagi kerajaan.
"Arab Saudi sepenuhnya siap untuk melayani para peziarah dan pencari umrah," kata Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammed Saleh Benten kepada televisi Al-Ekhbariya.
Namun, menurut menteri, keselamatan umat islam dan warga negara lebih diutamakan. Jadi, sebaiknya muslim yang sudah berencana melakukan ibadah haji tetap menunggu hingga situasi aman.
"Tetapi di bawah keadaan saat ini, ketika kita berbicara tentang pandemi global, kerajaan lebih tertarik untuk melindungi kesehatan umat islam dan warga negara. Oleh karena itu, kami meminta saudara muslim kami di seluruh negara untuk menunggu sebelum melakukan kontrak haji hingga situasinya jelas," kata Menteri.
Tak hanya menunda ziarah Umrah, Arab Saudi juga sudah menghentikan semua penerbangan internasional sampai waktu yang belum ditentukan. Bahkan pekan lalu, Arab Saudi telah memblokir akses masuk dan keluar ke beberapa kota, termasuk ke Mekah dan Madinah.
Baca juga: Aturan Terbaru dari Lockdown Arab Saudi |
Pembatalan ibadah haji menjadi hal yang belum pernah terjadi, namun pembatasan peziarah dari daerah berisiko tinggi pernah dilakukan, termasuk saat wabah Ebola.
Pertama kali, wabah terjadi pada tahun 632 saat para peziarah memerangi malaria. Lalu, wabah kolera pada tahun 1821 menewaskan 20.000 peziarah dan wabah kolera lain pada tahun 1865 menewaskan 15.000 peziarah.
Hingga saat ini, kerajaan Arab Saudi melaporkan kasus virus Corona telah mencapai lebih dari 1.500 kasus dengan 10 kematian.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!