TRAVEL NEWS
Pariwisata Thailand Ambyar, Gajahnya Kelaparan

Pandemi Corona telah membuat pariwisata Thailand terpukul. Negara Gajah Putih itu tak hanya kehilangan pendapatan untuk warganya, tetapi gajah-gajah yang jadi tulang punggung wisata juga ikut kena imbas hingga kelaparan.
Dilaporkan BBC, tak adanya wisatawan yang memadati tempat wisata di Thailand membuat pengurus gajah kesulitan memberi makanan yang cukup. Padahal, mereka memiliki 4.000 gajah di sana.
Sekali makan, gajah akan kenyang setelah melahap makanan seberat 200 kilogram per hari. Tak ada pemasukan dari tiket turis, sulit bagi kebun binatang untuk menyediakan makanan dengan porsi jumbo itu.
Gajah-gajah itu bahkan dibayangi kematian karena kurang makan.
"Jika tidak ada bantuan untuk menjaga mereka tetap aman, gajah-gajah ini, termasuk beberapa di antaranya sedang hamil, akan kelaparan lalu mati atau terpaksa turun ke jalan untuk mencari makanan," ujar pendiri Save Elephant Foundation, Lek Chailert.
Bantuan dana boleh dibilang menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan gajah-gajah tersebut. Sebab, opsi agar mereka tetap bisa makan sudah dilarang.
Chailert mengemukakan alternatif itu adalah dengan menjual gajah-gajah itu ke kebun binatang atau dikembalikan ke bisnis illegal logging (gajah dijadikan alat membabat hutan) yang sudah dilarang sejak 1898.
"Prospeknya sangat suram kecuali kami segera menerima bantuan keuangan," ujar Chailert.
Kondisi ini juga diperparah dengan musim kering yang saat ini terjadi di Thailand.
Sementara itu, pemilik Suaka Gajah Kindred Spirit di Mae Chaem, Thailand Utara, Kerri McCrea mengatakan, penduduk desa yang tinggal dekat suaka itu telah memulangkan sekitar 70 ekor gajah ke suaka miliknya karena mereka tak mendapatkan uang dari pariwisata.
"Memberi makan gajah adalah prioritas tetapi masalahnya, tidak ada cukup hutan lagi yang dapat memberikan mereka makanan," kata McCrea.