Tim arkeolog dari Universitas Portsmouth, Inggris berhasil menemukan tiga spesies baru reptil terbang dari sebuah situs penggalian di Gurun Sahara, Maroko. Diperkirakan mereka hidup di kawasan itu sekitar 100 juta tahun yang lalu.
Dirangkum detikTravel, Jumat (3/4/2020), fosil tersebut pertama kali ditemukan oleh Profesor David Martill, seorang Paleontologist dari Universitas Portsmouth, Inggris. David pun sudah melakukan publikasi atas temuannya ini di jurnal ilmiah Cretaceous Research Journal.
"Penemuan baru ini menunjukkan Pterosaurus dari Afrika ini mirip dengan fosil yang ditemukan di benua lainnya," kata David seperti dikutip dari media The Guardian.
Tiga spesies baru Pterosaurus itu merupakan jenis reptil bersayap yang memakan ikan di daerah Gurun Sahara. Jutaan tahun silam, Gurun Sahara merupakan lautan sebelum jadi gurun seperti yang kita tahu sekarang.
"Reptil terbang ini mengudara di atas langit dunia yang dikuasai oleh para predator, termasuk dinosaurus yang seperti buaya. Menariknya, hewan herbivora seperti sauropods dan dinosaurus terbang (ornithiscian) termasuk langka di zaman itu," David menambahkan.
"Kebanyakan predator, termasuk Pterosaurus memangsa ikan yang jumlahnya melimpah di zaman itu. Kami sedang berada di zaman emas untuk menemukan Pterodactly. Tahun ini saja, kami sudah menemukan 3 spesies," dia menjelaskan.
Dinosaurus terbang seperti Pterosaurus memiliki rentang sayap hingga sepanjang 3,6 meter dengan rahang penuh gigi taring yang panjang dan tajam. Penampakannya zaman sekarang mungkin lebih mirip burung Albatros atau burung Bangkai.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!