Bahayanya Ancaman Corona Bagi Masyarakat Adat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bahayanya Ancaman Corona Bagi Masyarakat Adat

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Selasa, 07 Apr 2020 16:21 WIB
Masyarakat adat Brasil di tengah pandemi corona.
Masyarakat adat Brasil di pedalaman Amazon (BBC)
Manaus -

Dunia tengah berjuang untuk melawan pandemi corona, tak terkecuali Brasil. Malah menurut pakar kesehatan, corona dapat melenyapkan masyarakat adat di Amazon.

Jarak yang jauh dari sumber pandemi di China, tak serta merta membuat negara seperti Brasil di Amerika Latin lepas dari ancaman corona. Pada hari Minggu lalu (5/4), Brasil telah melaporkan 11 ribu kasus COVID-19 dan 486 kematian karenanya.

Kondisi itu pun diperparah dengan menyebarnya Corona dari Sao Paulo hingga ke pedalaman Amazon yang jadi rumah masyarakat adat Brasil. Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Selasa (7/4/2020), kasus pertama corona di masyarakat adat Brasil pun telah ditemukan di bagian Amazonas seperti diberitakan BBC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada risiko yang luar biasa apabila Corona menyebar ke komunitas masyarakat adat dan memusnahkan mereka," ujar Dr Sofia Mendonca, peneliti di Universitas Sao Paulo.

Bekerja sebagai kordinator yang menangani proyek kesehatan di lingkungan masyarakat adat di hutan hujan tropis Amazon, Mendonca khawatir kalau hadirnya corona dapat memberikan dampak besar seperti penyakit infeksi pernafasan measles (rubeola) yang sebelumnya sempat terjadi di sana.

ADVERTISEMENT
Masyarakat adat Brasil di tengah pandemi corona.Masyarakat adat Brasil di tengah pandemi corona (AFP)

Kembali ke tahun 1960, pandemi measles atau rubeola di antara komunitas masyarakat adat Yanomami yang tinggal di dekat perbatasan Venezuela telah membunuh 9% orang yang terinfeksi.

"Semua orang sakit, dan kita kehilangan para orang tua, ilmu dan organisasi sosial. Itu adalah kekacauan," ujar Mendonca.

Berkaca dari yang lalu, beberapa komunitas masyarakat adat berencana untuk membagi diri jadi grup kecil dan mencari perlindungan di dalam hutan. Konon, cara itu juga dipakai oleh masyarakat adat untuk menghindari kepunahan saat epidemi lalu.

Kembali ke masa sekarang, nasib masyarakat adat Brasil seakan berada di ujung tanduk terkait corona. Masalahnya, mereka tak terbiasa dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun terlebih hand sanitizer.

Belum lagi adanya sejumlah tradisi yang membuat mereka saling berbagai peralatan seperti mangkuk untuk ritual dan lainnya yang bisa mempercepat penyebaran corona. Hal itu diperburuk dengan sangat terbatasnya akses kesehatan di pedalaman Amazon.

Untuk contoh, rumah sakit dengan fasilitas yang mumpuni di Amazon ada di ibu kota Manaus yang berjarak sekitar 1.000 Km dengan perjalanan via kapal boat. Belum lagi keterbatasan APD kesehatan dan tiadanya alat pengecek corona di Amazonas yang kian memperburuk kondisi.

Faktanya, masyarakat adat Brasil memegang 0,5% total populasi Negeri Samba. Bantuan dari Pemerintah pun tidak diharapkan, mengingat posisi Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang kerap berseberangan dengan masyarakat adat.

Masyarakat adat Brasil di tengah pandemi corona.Masyarakat adat Brasil yang melakukan karantina wilayah (BBC)

Menanggapi situasi terkini, masyarakat adat di pedalaman Amazon telah bergerak mandiri dan melakukan isolasi wilayah. Mereka pun meminta agar masyarakat adat membatalkan perjalanan ke kota dan menghentikan kunjungan wisatawan ke kawasan mereka.

"Hanya teman sejati yang mengerti kesulitan kami. Ayo kita cegah corona masuk ke desa kita," bunyi sebuah papan penanda di kawasan Mato Grosso yang jadi kediaman masyarakat adat Karaja.

Bahkan dengan keterisolasian masyarakat adat Brasil dan peringatan itu, bukan tidak mungkin kalau corona bisa menjangkau mereka. Kekhawatiran itu diungkapkan oleh Funai, sebuah agen negara untuk urusan masyarakat adat.

Walau hingga kini terdata ada sekitar 107 masyarakat adat Brasil yang hidup terisolir di Amazon, kehadiran para penebang liar, pemburu hingga misionaris yang beroperasi di sana membuat virus corona bisa tetap mengancam.

Berkaca dari kemungkinan terburuk yang mengancam masyarakat adat Brasil, ancaman serupa juga begitu nyata bagi masyarakat adat Indonesia yang tinggal di dalam pedalaman. Sebut saja Orang Rimba di Sumatera, orang Badui Dalam hingga suku-suku adat di Papua.

Bencana serupa tentu juga mengancam keberadaan mereka yang sulit terjangkau akses kesehatan mumpuni. Semoga saja Pemerintah RI juga menaruh perhatian pada mereka.

----

Traveler punya pengalaman Traveling di berbagai tempat menarik? Kirim Artikelmu di Link Ini


Hide Ads