Pemimpin Uni Eropa menyerukan agar jangan ada yang liburan musim panas di Eropa. Itu karena tak ada yang tahu berapa lama wabah virus Corona akan berlangsung.
"Saya menyarankan kepada semua orang untuk menunggu sebelum membuat rencana liburan ke Eropa. Di saat sekarang, tidak ada yang bisa membuat perkiraan yang bisa dipercaya untuk bulan Juli dan Agustus," kata Ursula von Der Leyen, pemimpin Uni Eropa. seperti dikutip detikTravel dari Bild Jerman, Selasa (21/4/2020).
Ursula menyarankan agar traveler bertahan dan sabar sampai badai Corona akan berlalu, setidaknya sampai tahun depan untuk liburan musim panas ke Eropa.
"Kita harus belajar hidup dengan virus ini untuk berbulan-bulan ke depan, kemungkinan sampai tahu depan," Ursula menambahkan.
Peringatan tersebut dikeluarkan Ursula sesaat setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyarankan hal yang serupa kepada Uni Eropa. Macron meminta agar Uni Eropa tetap tutup sampai bulan September 2020.
Prancis memang terus mewaspadai penyebaran virus Corona. Negara itu memperpanjang lockdown selama 4 pekan atau hingga tanggal 11 Mei 2020. Sementara itu, beberapa negara di Eropa malah berencana untuk melonggarkan pembatasan traveling mereka, contohnya saja Austria dan Irlandia.
Austria berencana akan membuka toko-toko, taman hingga mal secara bertahap sampai tanggal 1 Mei mendatang. Adapun, restoran dan hotel akan mulai dibuka lagi pada pertengahan bulan Mei.
Sementara di Irlandia, rencana membuka kembali toko-toko akan dilakukan dalam beberapa pekan ke depan. Meski belum ada detail yang pasti, secara bertahap negara tersebut akan dibuka dari lockdownnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!